16

219 40 6
                                    

Hi man teman, aku update lagi... Happy reading...


Soodam pov

Sejak kejadian itu hidupku benar-benar berubah. Semua orang yang dulu dekat denganku menjauh. Hanya Dita yang dengan lapang dada memaafkan semua yang sudah aku perbuat padanya. Bahkan Zuu yang bersahabat lebih lama denganku masih enggan berbicara padaku. Dia masih mendiamkanku selama seminggu ini. Padahal Dita selalu berusaha keras mendamaikan kami.

Taeyong sudah mulai sekolah tiga hari ini. Aku senang dia baik-baik saja. Aku memang tidak pantas untuknya, untuk mencapai kesadaran seperti itu sayangnya aku harus menjadi orang yang menyeramkan. Kini aku sangat ikhlas menerima semua keputusan Taeyong. Taeyong memaafkan ku karena Dita. Ya, aku harus banyak bersyukur karena itu.

Titik gelap hidupku belum berakhir, anggap saja ini resiko dari perbuatanku. Sampai saat ini ada saja orang yang selalu membullyku. Baik dengan kata-kata maupun fisik seperti sengaja menabrak ku misalnya. Aku mencoba menerima semua. Anggap saja ini hukuman yang setimpal. Namun dua hari terakhir ini aku merasa lelah dengan semuanya. Aku ingin semuanya tenang. Semua ejekan itu, perlakuan diskriminatif mereka, sungguh membuatku tersiksa.

"Soodam, ini ada martabak buatan bunda untuk kamu." Dita membuyarkan lamunanku.

"Oh iya, makasi ya Dit." Dita mengangguk dengan senyum manisnya.

"Aku menyusul Zuu ke kantin dulu ya Soo. Aku akan cari cara lain agar kalian bisa segera baikan. Kalau ada sesuatu jangan dipendam sendiri, cerita padaku ok?" aku mengangguk pelan menanggapi ucapannya. Lalu Dita segera pergi dari kelas.

Kriuuuukkk

Perut ternyata sudah meronta, untung saja bunda Dita memberiku martabak buatannya. Lumayan untuk ganjal perut. Aku membuka kotak makan yang Dita berikan padaku lalu menyumpit sebuah martabak dengan hati-hati agar masuk ke mulutku.

Prakkk...

Martabak itu lolos dari sumpitku, bahkan sumpit itu sudah terbang entah kemana. Sedetik kemudian pipiku terasa panas. Aku memegangi pipiku lalu menatap orang yang baru saja melayangkan tamparannya.

"Garam, apa-apaan kamu?!! Aaaakkkh" aku memekik, perempuan jahat itu langsung menjambak ku tanpa aba-aba.

"Ini balasan karena kamu mencelakai Taeyong." geramnya, ia mengeluarkan sebuah gunting dari sakunya. Aku yakin wajahku memucat sekarang.

"Kamu mau apa? Ya, jangan macam-macam." Garam malah tersenyum jahat padaku.
'Tuhan hentikan dia, maafkan aku tuhan, aku mohon maafkan aku, lindungi aku.' rintihku dalam hati.

Sretttt

Doaku tak dikabulkan. Garam memotong rambutku yang ia genggam. Lalu pergi begitu saja. Aku terduduk lemas, seketika itu aku menangis. Anak-anak yang masih ada di kelas hanya menatapku tanpa ada maksud menolong sama sekali.

Ternyata balasan itu memang lebih kejam. Aku tidak kuat lagi tuhan, aku menyerah.

Soodam pov end

🍀

"Zuu, aku mohon. Maafkan Soodam, ayo kita kembali menjadi sahabat seperti dulu lagi. Aku yakin kamu tidak bahagiakan setelah mengetahui semua?" Dita memeluk Zuu yang ada di sampingnya, memohon pada sahabatnya itu. Zuu tak bergeming. Ia hanya kembali menyedot es teh yang ada di depannya.

"Aku merasa akhir-akhir ini Soodam tidak baik kondisi mentalnya Zuu, kita harus mendukungnya. Aku takut dia tidak bisa menerima semua ini dan jadi nekat." ucap Dita sedih. Zuu akhirnya menatap Dita. Mencari kebenaran ucapan perempuan di sampingnya itu.

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang