12

227 30 5
                                    

PG 15+ ya...




Dita dan Soodam berdiri di depan apartement Zuu. Soodam segera memencet bell, tak lama Zuu keluar dengan masker yang menutupi hidung dan mulutnya. 

"Eh kalian, ayo masuk." ucap Zuu lemas. Dita dan Soodam segera masuk apartement zuu.

"Kok bisa sakit sih Zuu, padahal kemarin malam kamu heboh banget di chat grup bilang kalo udah jadian sama Haechan." celetuk Soodam sambil berjalan ke ruang tamu lalu duduk di sofa. Dita mengikuti Soodam duduk di sofa.

"Ya gimana, nengokin orang sakit ya ketularan kan bisa." jawab Zuu seadanya. 

"Ini dari kita Zuu." Dita meletakkan keranjang buah-buahan di meja.

"Makasi ya guys."

"Tapi Zuu, ini terlalu cepet penularannya. Atau jangan-jangan kamu ciuman ya sama Haechan jadinya nularnya cepet banget." tembak Soodam. Seketika wajah Zuu memerah.

"Nah kan, Dit bener tebakanku. Ini mesti mereka ngapa-ngapain habis jadian." pekik Soodam excited dengan situasi ini. Dita menutup mulutnya dengan tangan tak percaya.

"Eng enggak kok." Zuu tergagap. Soodam tertawa terpingkal-pingkal.

"Wajahmu sudah merah banget Zuu, nggak bisa bohong deh."

"Wajahku merah gara-gara demam." Zuu masih memberi pembelaan pada dirinya.

"Alah ngaku aja, sama kita juga." Soodam memojokkan Zuu lagi.

"Ah, iya iya iya aku ngaku." lalu Zuu menutup wajahnya malu.

"Nah ngaku juga hahaha.." Soodam tertawa penuh kemenangan

"Sudah sudah, jangan ribut lagi. Gimana kondisimu sudah mendingan Zuu?" Dita menengahi keributan Zuu dan Soodam.

"Belum sih, mungkin besok aku libur lagi. Flu berat gini." Zuu terlihat kesusahan bernafas karena hidungnya tersumbat.

"Jadi gimana ceritanya baru jadian langsung ciuman?" Soodam penasaran benget.

"Jadi gini."

Flashback on

"Makasi Zuu, makasi sudah mau terima aku. Aku sayang kamu." Wajah Zuu bersemu. Ia bahagia sekali, begitu juga dengan Haechan.

Haechan tiba-tiba menarik tangan Zuu dan membawanya dalam pelukan Haechan. Zuu pun balik memeluk Haechan. Tak lama Haechan melepas pelukannya dan menatap Zuu. Zuu yang ditatap Haechan seperti itu jadi deg-degan parah. Ia mencoba mengalihkan pandangan namun Haechan menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi Zuu memaksa Zuu menatap Haechan.

 Ia mencoba mengalihkan pandangan namun Haechan menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi Zuu memaksa Zuu menatap Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan mendekatkan wajahnya ke wajah Zuu. Jantung Zuu semakin deg-degan, ia memejamkan matanya takut-takut. Tak lama ia merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Ia membelabakkan mata. Haechan menciumnya. Badan Zuu menegang, tangannya mengepal, ia merasakan seperti ribuan kupu-kupu beterbangan didalam perutnya. Ia buru-buru memejamkan matanya lagi. Haechan mulai melumat bibir Zuu sedangkan Zuu bingung harus bagaimana karena ini kali pertamanya. Gemas dengan Zuu yang diam saja Haechan menggigit bibir bawah Zuu pelan dan Zuu pun membuka mulutnya. Takut-takut Zuu mulai membalas lumatan Haechan.

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang