Cklek..
Bunyi sebuah pintu terbuka. Dengan langkah ragu Suzy berjalan mendekati ranjang Myungsoo. Sudah satu minggu dan pria itu belum juga membuka matanya. Semua orang semakin khawatir, takut jika Myungsoo tidak akan membuka matanya lagi.
Setiap detik, setiap menit, setiap jam, Suzy selalu merindukan wajah yang kini ada dihadapannya. Tapi dia tidak pernah berani untuk memasuki kamar Myungsoo. Meski semua orang memaksanya, tapi wanita itu terlalu takut.
Tapi hari ini entah apa yang merasuki Suzy hingga wanita itu kini berdiri di sana, menatap Myungsoo dengan air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi pipi.
"Aku datang" Suzy berkata sambil duduk di kursi tepat disebelah ranjang Myungsoo. Wanita itu tersenyum meski Myungsoo tidak bisa melihatnya.
"Lihatlah apa yang aku bawa"
Suzy menunjukkan sebuah map yang ada ditangannya. Senyum wanita itu tidak pudar. Tapi air matanya semakin mengalir dengan deras.
"Ini adalah surat perceraian, dan aku sudah menandatanganinya"
Dengan tangan gemetar Suzy mengambil kertas yang ada didalam map. Memperhatikan kata tiap kata yang tertera di sana.
"Kau bilang kau ingin bercerai dariku kan?, bangunlah dan tanda tangani kertas ini, setelah itu kita akan menjadi orang asing"
Isak tangis mulai terdengar, Suzy menggigit bibir bawahnya berusaha meredam tangisannya yang mulai tidak terkendali.
"Aku kalah, dan kau menang, mulai saat ini aku akan melepas mu, jadi aku memohon bangunlah"
_________
Myungsoo pura pura memainkan ponselnya saat suzy memasuki kamar.
Wanita itu mendudukkan diri di ranjang sambil membawa nampan berisi makanan."Maaf" ucap Suzy.
"Untuk apa?" Tanya Myungsoo acuh, masih fokus pada ponselnya.
"Sudah pulang terlambat, dan membuatmu menunggu"
Myungsoo menghela nafas lalu meletakkan ponselnya keatas meja, setelah itu menatap Suzy.
"Kemari lah"
Suzy awalnya ragu, tapi setelah berpikir beberapa detik wanita itu memutuskan mendekati Myungsoo.
"Kenapa kau mau menikah denganku?" Tanya Myungsoo tiba tiba. Tangan besarnya menggenggam tangan mungil wanita itu seakan memberi kekuatan di sana.
"Apa kau bahagia dengan pernikahan kita? Atau justru sebaliknya?"
Suzy diam. Jika itu dulu mungkin wanita itu akan menjawab dengan lantang kalau dia mencintai Myungsoo, dan dia sangat sangat bahagia, tapi sekarang____
"Suzy, aku tahu saat ini kita mungkin tidak saling mencintai, tapi pernikahan tetaplah pernikahan. Aku akan berusaha menjadi suami yang baik untukmu dan menerimamu sebagai istriku dengan sepenuh hati, apa kau juga bersedia melakukan hal yang sama?"
Lagi lagi Suzy hanya diam. Wanita itu tidak tahu harus menjawab apa. Begitu banyak pertanyaan di otaknya. Tapi tidak satupun jawaban yang dia temukan.
"Apa kau mau melakukan hal yang sama" Myungsoo bertanya untuk yang kedua kalinya. Iris gelapnya menatap Suzy dengan serius, membuat wanita itu kembali tersadar.