"Kim Myungsoo bangun"
Tidak ada sahutan, pria berumur 25 tahun itu tetap terlelap dibalik selimut tebalnya, tidak terusik dengan suara perempuan cantik berpakaian pelayan yang sedari tadi terus mengguncang tubuhnya.
Gadis itu berdecak jengkel, hampir setengah jam ia membangunkan pria itu tapi sampai sekarang orang yang tengah menjadi tokoh utama tidak juga membuka mata, jangankan membuka mata bergerak sedikitpun tidak.
"Kau tetap tidak mau bangun? Baiklah lakukan sesukamu, mulai sekarang aku tidak mau membangunkanmu lagi"
Merajuk, gadis itu berniat pergi dari sana tapi baru saja ia berbalik sebuah tangan besar tiba tiba menariknya, membuat tubuhnya oleng dan ambuk kedalam dekapan sang pria yang entah sejak kapan sudah membuka mata.
"Kau mengerjaiku?" tanya gadis itu dengan mata memincing.
Myungsoo tergelak merdu "ini masih pagi sayang, ada apa denganmu, wajah jelek mu akan semakin terlihat jelek jika terus memasang ekspresi seperti itu"
"Memang sejak kapan aku terlihat cantik dimatamu hah!?" balas gadis itu sengit. "Dan lagi, jangan panggil aku dengan sebutan menjijikkan itu, kau membuatku mual dipagi hari"
"Mual?" Myungsoo pura pura terkejut "Yya! Kau sedang tidak hamilkan? Seingatku aku belum pernah menyentumu, jadi mana mungkin kau____"
Ucapan myungsoo terhenti, setelah itu ia tertawa keras, membiarkan gadis yang saat ini masih menindih tubuhnya memukuli dadanya karena kesal.
"Aku akan membunuhmu brengsek! Tidak bisakah setetik saja kau tidak membuatku marah?" suzy sang gadis terus saja memukuli tubuh pria yang ada dibawahnya, tidak perduli lagi jika saja pria itu kesakitan. Lagi pula mana ada orang kesakitan yang tertawa sekeras itu? Untung saja kamar Myungsoo kedap suara kalau tidak semua orang yang ada dibawah akan lari keatas mendengar keributan yang saat ini terjadi.
Merasa lelah sendiri akhirnya suzy menghentikan penganiayaannya.
"Kau semakin bar bar Suzy" kekeh Myungsoo, tangannya yang bebas menyingkirkan helaian rambut yang menutupi pandangan gadis itu, menyelipkannya kebelang telinga "Jika eomma tahu kau tidak akan selamat karena sudah menganiaya putranya yang paling tampan ini"
Suzy mendengus, setelah itu berdiri, tidak lagi menimpali ucapan narsis Myungsoo yang membuatnya semakin darah tinggi. Percuma saja beradu argumen dengan pria itu, bukannya menang yang ada ia hanya akan makan hati.
"Kau mau kemana?" tahan myungsoo.
"Dapur" jawab suzy ketus.
"Tapi aku belum mandi"
Suzy menyerngit heran "Memang apa hubungannya dengan kau yang belum mandi?"
"Kau tidak memandikanku?"
Habis sudah kesabarannya.. Suzy menggeram marah, tanpa pikir panjang dilepasnya sandal rumah yang dipakainya, melihat hal itu Myungsoo buru buru turun dari ranjang lalu melesat kekamar mandi. Dan seketika tawanya kembali pecah saat telinganya mendengar bunyi benturan cukup keras diluar sana. Lebih tepatnya itu adalah bunyi sendal Suzy yang beradu dengan pintu kamar mandinya.
Gadisnya, selalu semenggemaskan ini.
...................
Setelah berhasil menguasai diri, suzy melangkahkan kakinya menuri anak tangga. Dalam hati ia terus mengutuk Myungsoo yang sudah menghancurkan mood nya dipagi hari. Jika saja ia bisa memilih ia tidak akan mau menjadi pelayan pribadi pria menyebalkan itu, tapi apa boleh buat, rasa hutang budilah yang membuatnya harus melakukan semua ini.