Suzy mengerang pelan dalam tidurnya saat merasakan matahari sudah sangat terik di luar sana. Sedikit demi sedikit kedua matanya mulai terbuka dan hal pertama kali yang menjadi objek pandangannya adalah sebuah jam dindinding yang tergantung indah dikamarnya tengah menunjukkan pukul 10 pagi.
Ia segera turun dari ranjang dan berniat berjalan menuju kamar mandi. Tetapi niatnya terhenti begitu saja saat ia tanpa sengaja melihat pantulan dirinya di dalam cermin. Kedua sudut bibinya tiba tiba terangkat membentuk senyuman sinis. Dalam hati ia menertawai dirinya sendiri yang terlihat sangat kacau pagi ini. Kedua matanya bengkak, rambut indahnya acak acakan dan yang lebih parah lagi adalah wajahnya yang biasanya terlihat selalu berseri dan merona kini menjadi pucat sepeti mayat.
Pikirannya kembali melayang pada kejadian kemarin malam. Saat myungsoo mengatakan jika dia sudah mempunyai kekasih. Sungguh ia benar benar sangat berharap bahwa apa yang ia dengar dari bibir pria itu hanyalah sebuah mimpi. Mimpi buruk yang tidak akan ada artinya setelah ia kembali membuka mata. Tapi pada kenyataannya kalimat menyakitkan itu benar benar terucap dari pria itu, pria yang sangat sangat dicintainya.
Tanpa terasa air matanya kembali meleleh. Seakan akan tangisannya tadi malam belum bisa meredam rasa sakit dihatinya. Kedua tangannya menghapus cairan bening itu dengan kasar, dalam hati ia merutuki sifat myungsoo yang sama sekali tidak peka terhadap perasaannya.
Suzy kembali berjalan kearah ranjang, mendudukkan diri disana. Ia menghela nafas berat. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Setelah mengetahui semua ini bagaimana caranya ia bisa bersikap seperti biasa dihadapan myungsoo? Mungkin pagi ini ia bisa menghindar dari pria itu tapi bagaimana dengan hari hari berikutnya?
Drett..drettt..
Getaran nada ponsel yang ada diatas meja disamping ranjang menyadarkan suzy dari lamunannya. Dengan enggan ia meraih benda itu, melihat siapa orang yang tengah menelponnya.
Myungie calling...
Nafas suzy seketika kembali terasa sesak, seperti ada sesuatu yang menghimpit dadanya dengan kuat didalam sana. Tanpa berpikir dua kali ia segera mengembalikan ponsel itu keatas meja, melangkahkan kakinya kearah kamar mandi, mengabaikan benda itu yang terus berdering tanpa henti.
********
"Sial" Myungsoo mengumpat kesal sambil berjalan mondar madir didalam ruangannya saat teleponnya sama sekali tidak dijawab oleh suzy. Merasa panggilannya tidak akan dijawab, myungsoo pun memutuskan menghubungi nomor telepon rumahnya.
"Hallo, ahjumma ini aku myungsoo"
"......"
"Ahjumma apa suzy sudah bangun?"
"........"
"Dimana dia sekarang? Apa dia sudah sarapan?"
"......"
"Dia pergi dari rumah tanpa sarapan? Astaga..." myungsoo memijit pelan pelipisnya yang tiba tiba berdenyut nyeri begitu mendengar ucapan wanita paruh baya yang sudah lama bekerja dirumahnya itu.
"Ahjumma kenapa kau membiarkannya? Bukannya aku sudah berpesan padamu untuk memastikannya sarapan pagi ini?" ucapnya setengah membentak. Ia tidak bisa menoleransi kesalahan seseorang jika itu sudah berhubungan dengan gadis itu.