Satu minggu sejak kejadian itu suzy dan myungsoo saling tidak menyapa. Pria itu berusaha sebisa mungkin untuk menghidari suzy karena ia sudah memutuskan untuk memilih jinri. Bohong jika dia tidak merindukan gadis itu, tapi apa boleh buat, keaadanlah yang memaksanya untuk bersikap seperti ini.
Myungsoo memijit pelan pelipisnya yang berdenyut nyeri. Tubuhnya menyandar pada kepala kursi sambil menatap sedih kearah foto dirinya dan suzy yang ada diatas meja kerjanya.
Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Haruskah ia meminta maaf kepada gadis itu?
Mengakui bahwa ialah yang bersalah sepenuhnya disini?
Mengingat bagaimana tangisan suzy pada malam itu benar benar membuatnya seperti pria breksek yang tidak mempunyai hati. Ia sudah berjanji akan menjaga gadis itu apapun yang terjadi, tapi kenapa sekarang ia mengingkari janji itu hanya karena hal yang tidak jelas?
Cklek..
Myungsoo tersentak pelan dari lamunannya saat pintu ruang kerjanya tiba tiba terbuka dari luar. Keningnya menyerngit bingung melihat jinri tengah berdiri disana dengan senyuman manisnya.
"Kau tidak ingin pulang?"
"N_ne?" myungsoo seketika melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
"Jam enam" gumamnya pelan.
"Iya, ini sudah jam enam sajangnim. Dan aku sudah menunggumu sedari tadi, apa yang masih kau lakukan disini? Apa pekerjaanmu belum selesai?"
"Ti_tidak, tidak ada. Kajja kita pulang" ucap myungsoo seraya memakai jasnya lalu bengkit berdiri, meraih kunci mobilnya yang diatas meja, setelah itu berjalan mendekati jinri dan membawa gadis itu keluar dari ruangannya.
"Makan malam dirumahku?"
"Tentu saja"
********
"Kau yakin ingin pulang sendiri? Tidak mau kuantar?"
Suzy meraih tasnya lalu bangkit berdiri "aku bisa pulang sendiri soojung-ah" ucapnya sabil berjalan kerah pintu dan diikuti soojung dibelakangnya.
"Baiklah, hati hati dijalan ini sudah malam"
"Ne, Aku pulang dulu soojung-ah, annyeong" suzy melambaikan tangannya pada soojung setelah itu mulai melangkahkan kakinya menjauhi kawasan apartement temannya itu.
"Kenapa tidak ada taxi yang lewat" keluhnya saat ia sudah berjalan cukup jauh. Jalanan sudah mulai sepi mungkin karena jam juga sudah menunjukkan hampir tengah malam. Mau tidak mau akhirnya ia pun kembali melangkahkan kakinya menyusuri jalanan yang akan membawanya pulang kerumah myungsoo.
"Hay cantik? Sendirian eoh?"
Tubuh suzy seketika menegang begitu melihat beberapa orang yang yang berpakaian seperti berandalan tiba tiba menghalangi jalannya.
"Minggir, aku tidak mempunyai urusan dengan kalian" ucapnya berusaha tenang. Bukannya menyingkir sesuai keinginannya pria pria itu justru berjalan semakin mendekat kearahnya dengan senyuman mesum.
"Kami akan minggir tapi setelah kita selesai bersenang senang, bagaimana?" ujar salah satu dari mereka dengan kedipan mata.
Merasa tidak akan ada yang menolongnya suzy pun segera berbalik dan melangkahkan kakinya dengan cepat menjauhi mereka. Dengan sekuat tenaga ia terus berlari dan berlari. Umpatan kesal keluar begitu saja dari mulutnya saat orang orang itu terus mengerjanya.
"Dimana dia?" tanya ketua berandalan itu kepada kedua temannya saat tidak menemukan keberadaan suzy dimanapun.
"Dia pasti ada disekitar sini" jawab salah satu dari mereka.