Yang nungguin that person, maaf ya belum bisa lanjut. Lama gak nulis udah lupa sama jalan ceritanya..
"Eomma~~" hyunsoo berlari kecil menghampiri sang ibu yang tengah menunggunya didepan gerbang. Senyum cerahnya tidak juga memudar, meskipun beberapa menit yang lalu ia dipusingkan dengan tugas menggambar, tapi rasa kesalnya hilang begitu saja melihat wanita yang telah melahirkannya. Andai saja ayahnya juga ada disana pasti akan lebih menyenangkan.
"Eomma, appa tidak ikut?" tanya hyunsoo setelah berada didepan ibunya.
Suzy menggeleng pelan "Appa, sedang bekerja" jawabnya hati hati sambil melirik sekilas kearah minho, melihat reaksi pria itu.
"Kalau begitu ayo kekantor appa eomma, kita makan siang bersama. Appa pasti terkejut" usul hyunsoo antusias, tidak memperhatikan jika sejak tadi minho terus menatapnya dengan pandangan tidak suka karena yang bocah kecil itu bicarakan hanya myungsoo myungsoo dan myungsoo.
"Lain kali saja ne. Appamu pasti sedang sibuk. Bagaimana kalau hari ini kita makan siangnya bersama minho ahjussi?" bujuk suzy seraya menunjuk minho.
Hyunsoo menoleh "Minho ahjussi? Siapa dia? Aku tidak mengenalnya"
"Annyeong, hyunsoo-ah" sapa minho "Aku adalah orang terdekat ibumu, mau berteman denganku?" minho mengulurkan tangannya, kali ini senyuman lebar menghiasi bibirnya.
"Appa bilang aku tidak boleh berteman dengan sembarang orang, iyakan eomma?" jawab hyunsoo mengabaikan uluran tangan minho, fokusnya teralih pada ibunya, menunggu jawaban.
Merasa tidak enak dengan minho, cepat cepat suzy menjelaskan "Hyunsoo-ah, minho ahjussi bukan orang asing, dia adalah teman eomma, kau juga bisa berteman dengannya"
"Jincha? Arasso, ahjussi mulai hari ini kita berteman ne?"
********
Didalam ruang tamu yang terlihat sangat tenang dan sunyi karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, suzy tersenyum sendiri layaknya orang bodoh, bibirnya terus saja tersungging membaca kalimat tiap kalimat yang tertera dalam layar ponselnya. Setelah makan siang bersama, Minho turus saja mengiriminya pesan yang manis, seperti dejavu, ia kembali teringat masa dimana ia dan pria itu dulu masih berpacaran. Entah karena apa ia merasa sangat senang, meskipun hyunsoo belum mengetahui identitas minho sebagai ayahnya tapi melihat mereka mulai akrab membuatnya merasa lega. Semoga impiannya yang dulu sempat tertunda dimasa depan bisa terwujut, bersama dengan pria itu. Pria yang sangat ia cintai dan mencintainya.
Cklek..
Pintu rumahnya tiba tiba terbuka, suzy dengan gerakan cepat menaruh ponselnya keatas meja. Kepalanya menoleh dan saat matanya bertatapan dengan iris kelam yang dimiliki myungsoo dahinya sedikit menyerngit. Ada apa dengan tatapan itu? Apa myungsoo sedang ada masalah?
"Oppa, kau baru pulang?" suzy bertanya seraya turun dari sofa, kaki kecilnya melangkah mendekati pria itu "Kenapa malam sekali? Apa pekerjaaanmu begitu banyak dikantor?"
Myungsoo diam, suzy semakin dibuat bingung. Tadi pagi pria itu masih baik baik saja, kenapa sekarang sikapnya berubah aneh.
"Oppa, kau baik baik saja?" suzy bertanya lagi. Ada kekhawtiran pada nada suaranya. Ya tentu saja meskipun ia tidak mencintai myungsoo, bagaimanapun juga ia sudah menganggap pria itu sebagai sahabatnya. Dan ia juga sudah mengenal pria itu lama, dulu myungsoo adalah tetangganya.
"Bisa kita bicara? Ada hal yang ingin aku tanyakan" bukannya menjawab myungsoo justru bertanya dingin, membuat suzy merasa semakin yakin ada yang salah. Tapi meskipun begitu ia tetap mengikuti myungsoo yang tengah berjalan lebih dulu menuju kamar.