"Eh, udah sore. Gua udah harus pulang buat kemasin barang." Marvel melihat jam tangan yang terpampang jelas di lengan bagian kanannya. Ia berdiri dari tempat duduknya dan menatap ke arah Peppey.
"Pey, gua pergi dulu ya. Semoga lu cepat sadar dari koma br*ngseklu itu." Pamit Marvel sambil melambaikan tangan pelan kepada Peppey, meskipun lambaian tersebut tidak mungkin dijawab oleh lawan bicaranya.
Setelah keluar dari rumah sakit, Marvel menelepon Samsul untuk mengabarinya bahwa ia sudah selesai.
"Halo, Sul? Gua udah selesai menjenguk si Peppey nih, lu mau jemput gua kan?" Tanya Marvel disaat terdengar suara Samsul dari ponselnya.
"Aduh, gua kira lu pulang sendiri. Sorry Vel, gua gabisa. Gue lagi ada di rumah temen gua soalnya." Celetuk Samsul dengan rasa tanpa bersalahnya.
"Yaelah, tadi lu yang ngajak pergi gua, sekarang lu ninggalin gua. Ck, gimana sih Sul?" Decak Marvel yang sedikit kesal dengan tingkah laku saudaranya itu.
"Kan lu udah gede Vel, mandiri lah. Temen gua soalnya mau ikut sama kita nanti malem ke daerah tempat lu tinggal. Kebetulan tempat kuliahnya deket dari apartemenlu."
"Ya gua bodoamat sama temenlu itu, sekarang gua gimana? Pulang jalan kaki?" Celetuk Marvel sambil menghela nafasnya dengan kasar.
"Ya naik taksi, ojek online kan bisa Vel." Saran Samsul dengan simpel.
"Lah, uangnya gimana? Masa pake duit gua sih? Gua lagi krisis uang anj*r.." Keluh Marvel dengan lesu.
"Makanya, lu nikah aja sama Nevin. Dijamin tujuh keturunanlu bakal kaya r-"
*Tut
Panggilan telepon tersebut langsung diputus secara sepihak oleh Marvel. Bukannya menambah solusi, Samsul malah membuat Marvel semakin emosional.
"Bangs*t, punya saudara gini amat sih. Yang satu jadi pangeran tidur, yang satunya lagi kayak setan." Marvel berjalan ke arah halte bus sembari menggumamkan beberapa sumpah serapah dari mulutnya.
Setelah menunggu beberapa menit di halte, sebuah bus datang menghampiri halte tersebut. Marvel segera menaiki bus tersebut dan menuju ke rumah orang tua tirinya.
◆━━━━━━◆❃◆━━━━━━◆
"Siapa sih, Sul?" Tanya seseorang bersurai Raven yang sedang mengemasi barangnya di dekat Samsul.
"Adek gua, Lik. Lu kapan selesai beres-beresnya anj*r? Kasihan adek gua nanti kalau kita kelamaan beres-beresnya." Balas Samsul sambil menghela nafasnya dengan kasar.
"Iyee-iye, sebentar lagi juga selesai ini. Emangnya lu sendiri udah selesai kemas-kemasin baranglu?"
"Udah dari kemarin, Malik. Malahan gua udah taruh di mobil barang-barangnya. Cepetan anj*r!"
"Buset, rajin bener lu Sul. Yaudah sabar, gua bentar lagi selesai." Laki-laki yang dipanggil Malik tersebut menutup kopernya yang sudah berisi, dan membawanya ke dalam mobil milik Samsul yang terpampang jelas di garasi rumah miliknya.
"Kita perginya naik mobil kesana?" Tanya Malik setelah selesai mengemasi barangnya.
"Iyalah, lu mau naik apa emangnya? Naik kerbau?" Balas Samsul yang sedikit bingung dengan ucapan temannya itu.
"Kenapa gak naik pesawat ajasih? Kan lebih cepet." Keluh Malik dengan sedikit merengek.
"Yaudah sana sendiri. Gua sama Marvel sih tetep naik mobil." Ketus Samsul sambil menggelengkan kepalanya pelan saat melihat tingkah laku temannya itu.
"Dih, kalau sendirian gua gak mau. Nanti nyasar."
"Yaudah Lik, sana pamitan sama orang tualu dulu. Gua tunggu di mobil." Titah Samsul yang langsung membuka pintu mobilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Together || Nevin x Elestial ||
De TodoThe story begin on February 23rd, 2022. _________________________________________ '𝑆𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑑𝑖𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑘𝑢 𝑔𝑖𝑙𝑎.' 𝐴𝑤𝑎𝑙𝑛𝑦𝑎, 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑚𝑎𝑡 𝑖𝑡𝑢 𝑘𝑢𝑡𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢 �...