Sudah hampir 15 menit lamanya Aarav memandang Sahla, gadis di depannya itu hanya menunduk sembari memainkan jari-jarinya. Setelah kepergian Sandra dan Jessi, dari keduanya belum ada satupun yang membuka suara.
Bukan tidak ingin, Sahla hanya merasa kesal dengan keadaan yang mempertemukan kembali dirinya dengan Aarav. Satu-satunya orang yang sangat ingin Sahla hindari.
Sementara Aarav, tentu saja dia merasa senang bertemu kembali dengan Sahla. Setelah kejadian ciuman tersebut, Aarav tidak bisa berhenti memikirkannya. Sahla harus tanggung jawab karena gadis itu membuat Aarav tidak berhenti memikirkan kejadian kemarin. Ah~tampaknya Aarav ingin merasakannya lagi.
"So, lo bakal tinggal di sini?" Tanya Aarav setelah beberapa saat hanya diam.
Sahla mendongakkan kepalanya, namun tetap saja dia enggan menatap Aarav. "I-iya, gue tinggal di sini."
Aarav tersenyum miring, sebuah ide menarik tiba-tiba melintas di otaknya. Cowok itu memasukkan tangannya ke dalam saku celana, lantas berjalan perlahan mendekati Sahla. Merasa Aarav akan mendekat, Sahla dengan sigap memundurkan tubuhnya hendak menjauh.
"L-lo mau a-apa?"
Aarav tertawa kecil, melihat wajah Sahla yang terlihat begitu waspada terhadapnya. Lihatlah gadis itu begitu menggemaskan.
"Lo takut?"
Sahla semakin memundurkan langkah sampai punggungnya menabrak tembok. Sial, kali ini Sahla tidak bisa lagi menjauh. Aarav masih melangkah perlahan, sampai akhirnya Aarav berhenti tepat di hadapan Sahla. Keduanya begitu dekat meskipun Aarav menciptakan jarak antara dirinya dan Sahla.
"Gue mau tanya sesuatu sama lo."
Memberanikan dirinya, Sahla mendongak dan menatap Aarav. Pandangan keduanya kembali bertemu.
"Tanya apa?"
"Lo pikir mudah buat lo untuk tinggal di sini?"
Sahla mengernyitkan dahinya. "Maksud? Gue gak boleh tinggal di sini gitu?"
"No, bukan gitu maksud gue."
"Terus?"
"Mari buat kesepakatan. Ini menguntungkan untuk gue dan tentu aja untuk lo juga."
Sahla mengusap tengkuknya, jujur saja Sahla sedikit merasa tak nyaman dengan posisi mereka sekarang, apalagi Aarav yang selalu menatapnya. Melihat Sahla yang salah tingkah membuat Aarav menyunggingkan senyumnya.
"Huft. Kesepakatan apa?"
"Gue kasih nama kesepakatan ini kiss contract. Gimana? Menarik bukan?"
"Kiss contract? Gue masih gak paham maksudnya gimana." Balas Sahla.
"Jadi dalam kontrak ini, gue boleh cium lo kapan aja dan lo-"
"Tunggu." Sahla memotong penjelasan Aarav. "Lo boleh cium gue kapan aja? Lo gila? Lo pikir gue mau?"
Aarav lagi-lagi dibuat tertawa, kini cowok itu semakin mendekatkan wajahnya. Aarav tidak mengerti mengapa Sahla bisa langsung menolaknya, padahal jelas-jelas kemarin Sahla yang pertama kali menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate With Benefits
Teen Fiction⚠︎18+ // mention of kissing!!! "Let's start our kiss contract." Sahla Imelda mengira bahwa pertemuannya dengan cowok yang tak sengaja dia cium akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir. Namun apa boleh buat, takdir berkata lain. Sahla dipertemukan...