Bagian: Tiga Puluh Delapan

80.1K 4.2K 90
                                    

Happy Reading!

~~~

     Sahla tak berhenti melirik kearah Aarav yang tengah fokus menyetir, mencuri-curi pandang pada cowok yang berhasil membuatnya jatuh hati kembali. Ingin rasanya Sahla menjerit kala Aarav menyugar rambut dengan jemari panjangnya. Sangat tampan.

Apalagi sedari tadi Aarav tak berhenti bersenandung mengikuti nyanyian musik yang tengah diputar. Mengeluarkan suara lembut dan begitu menenangkan.

Merasa diperhatikan secara diam-diam oleh Sahla membuat Aarav mengulas senyum tipis. Netra milik Aarav melirik pada Sahla tepat disaat gadis itupun tengah diam-diam menatap kearahnya.

Sahla sedikit terkesiap saat tertangkap basah sedang mencuri pandang, semburat merah di pipinya tak bisa Sahla sembunyikan.

"Lirik-lirik gue terus daritadi, gue ganteng ya?" Tanya Aarav.

"Ekhem." Sahla membuang wajahnya keluar jendela. "Pede banget siapa juga yang lirik-lirik kearah lo?"

Aarav terkekeh kecil, sudah jelas-jelas tadi Sahla tertangkap basah tengah menatap kearahnya masih bisa mengelak.

"Terus tadi apa?" Tanya Aarav. "Lo lagi liatin gue."

Sahla kini menoleh pada Aarav. "Gue liatin rambut lo."

"Rambut gue kenapa? Pengen lo usap ya?"

Sahla mendesis. "Ada kutu lagi jalan-jalan di rambut lo."

Tawa Aarav seketika pecah saat mendengar jawaban Sahla yang terlalu lucu baginya.

"Gue rajin keramas gak mungkin ada kutu di rambut gue, La. Udahlah lo jujur aja sama gue sekarang. Lo terpesona kan sama ketampanan gue? Aarav Ervanno Agantara yang dalam sekejap bisa membuat siapa saja terpesona."

"Iya. Gue akui kalau sekarang gue udah kepincut sama pesona lo, Aarav."

Tentu saja Sahla mengatakan itu dalam hatinya karena yang keluar dari mulutnya kata-kata lain.

"Dih, narsis abis." Balas Sahla.

"Gue mau minta sesuatu sama lo boleh kan?"

Sahla mengangguk dengan cepat. "Boleh, apaan emangnya?"

"Rating penampilan gue tadi. 1-10 lo kasih berapa?"

"1000." Balas Sahla dengan cepat dan begitu semangat.

Sahla mengerjapkan matanya, dia sendiripun kaget dengan jawaban yang dilontarkan. Ekor mata Sahla melirik kearah Aarav yang tertawa.

Begitu memalukan.

"Sebegitu kerennya gue ya? Sampai lo aja ngasih rating 1000."

"I-iya, Rav. Lo keren banget." Seru Sahla.

Aarav mengangguk-angguk kepalanya. "Pantes aja teriakan lo paling kenceng tadi."

Sial. Saat ini Sahla benar-benar ingin keluar dari mobil dan menjauh dari Aarav. Cowok itu hobi sekali membuatnya merasa malu.

Sampailah di Basement, Aarav memarkirkan mobilnya lantas membuka seat belt dan keluar dari mobil. Sementara Sahla menggeram kesal saat seat belt miliknya tak bisa dibuka.

Aarav membuka pintu mobil sebelah Sahla, melihat gadis itu yang kesusahan saat membuka seat belt. Aarav mendekatkan tubuhnya pada Sahla hendak membantu namun hal itulah yang membuat tubuh Sahla seakan membeku, nafasnya tercekat dan jantung yang kian berpacu dengan kencang.

Roommate With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang