Benar saja, karena sedari tadi cuaca yang terlihat mendung tak lama kemudian rintik-rintik hujan mulai turun membasahi jalanan yang dilalui Aarav dan Sahla.
Aarav sedikit melirik kearah spion, melihat Sahla yang hanya memakai baju lengan pendek tentu saja akan membuat gadis itu kedinginan. Mata Aarav menelusuri setiap tempat yang dilalui, hingga tatapannya mengarah pada sebuah Ruko yang bisa dipakai untuk berteduh.
Aarav semakin melajukan motornya, tepat di depan Ruko tersebut Aarav menghentikan motornya.
"Kita berteduh di sini aja dulu sampe hujannya reda." Seru Aarav yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Sahla.
Gadis itu turun dari atas motor begitupun dengan Aarav. Sahla melepas helm yang dipakainya, menyimpan helm tersebut di atas jok motor. Tangannya mencoba merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan, namun pergerakannya terhenti saat Aarav ikut merapikan rambut Sahla.
Bagaikan deja vu, otak Sahla memutar kembali memori yang sempat ingin dia kubur dalam-dalam. Kenangannya bersama Arjuna detik itupun terlintas di pikirannya. Perlakuan Aarav barusan, mengingatkannya pada Arjuna.
"Lo pake baju lengan pendek, pasti dingin kan?" Tanya cowok itu sembari melepas jaketnya. "Nih, pake jaket gue."
Perlahan Sahla mengambil jaket yang disodorkan padanya. Sahla lantas memakai jaket tersebut.
"Ada bangku tuh, kita duduk di sana aja." Sahla mengikuti Aarav yang langsung duduk di bangku panjang depan Ruko yang tutup tersebut.
"Tumben banget jam segini hujan." Seru Sahla, gadis itu melirik kearah Aarav yang hanya memakai kaos hitam pendek karena Aarav yang memberikan jaketnya pada Sahla.
"Lo gak bakal kedinginan kan?" Tanya Sahla.
"Enggak, tenang aja." Balas Aarav.
Cowok itu menatap kearah Sahla, gadis itu nampak cantik saat angin berhembus membuat helaian rambutnya sedikit berterbangan.
Tinggal bersama Sahla membuat Aarav tahu setiap kebiasaan Sahla. Dimulai dari gadis itu yang selalu bangun pagi sekali, disetiap sarapan susu tak pernah terlewatkan, rambut yang lebih sering digerai daripada diikat. Aarav bahkan tahu lagu yang selalu Sahla senandungkan.
Merasa ada yang menatapnya sedari tadi membuat Sahla menoleh, pandangannya bertabrakan dengan tatapan Aarav. Mata itu tak lepas dari wajah Sahla.
"Kenapa liatin gue?" Tanya Sahla.
"Lo cantik."
Sahla mengerjapkan matanya, dia menolehkan kembali wajahnya, menatap jalanan yang basah akibat hujan.
"Jujur sama gue, La."
"Jujur apa?"
"Tadi pagi, muka lo merah karena liat gue yang shirtless kan?"
Sahla memejamkan matanya sembari menghela napas lantas kembali membuka matanya. Kalo Aarav tahu, kenapa cowok itu harus berpura-pura bersikap khawatir padanya? Mengapa cowok itu harus memastikan Sahla sakit atau tidak? Pasti berniat menggoda Sahla, memang cowok menyebalkan.
"Gue udah kasih tahu lo hal itu. Blush on gue kebanyakan."
Aarav tertawa, telunjuknya terulur menyentuh pipi Sahla yang bersemu merah. "Lo lucu kalo lagi salah tingkah."
Sahla menjauhkan tangan Aarav darinya. "Siapa juga yang salah tingkah."
"Lo gak ada niatan cari pacar gitu?" Tanya Sahla tiba-tiba, entahlah Sahla hanya bertanya secara random saja.
"Kenapa emangnya?"
"Masa iya ketua band kayak lo gak punya pacar sih."
"Kalo gue punya pacar nanti gue ciumannya sama pacar gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate With Benefits
Genç Kurgu⚠︎18+ // mention of kissing!!! "Let's start our kiss contract." Sahla Imelda mengira bahwa pertemuannya dengan cowok yang tak sengaja dia cium akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir. Namun apa boleh buat, takdir berkata lain. Sahla dipertemukan...