Bagian: Tiga Puluh Sembilan

80.4K 4K 98
                                    

Happy Reading!

~~~

    Aarav mengembangkan senyumnya saat melihat Sahla yang berada di Dapur. Kaki panjangnya melangkah mendekati gadis itu yang tengah sibuk memilih makanan di dalam kulkas.

"Morning." Ucap Aarav membuat tubuh Sahla sedikit tersentak.

Sahla berdehem kecil untuk menghilangkan rasa gugupnya saat didekat Aarav. Memang sudah paling benar kalau cowok itu jangan berada didekat Sahla sampai gadis itu bisa mengendalikan detak jantungnya.

"Sombong gak jawab sapaan gue." Ujar Aarav.

"Pagi juga, Aarav." Balas Sahla.

Setelah menemukan selai strawberry yang dicari, Sahla lantas membawa selai dan roti ke meja bar, tak lupa dengan piring kecil untuk menaruh roti yang sudah diolesi selai.

Netra Aarav tak berhenti mengikuti gerak-gerik Sahla, senyumnya tersungging saat menyadari Sahla yang lagi-lagi menghindarinya.

"Kenapa lo menghindari gue, La? Gue ada salah sama lo?" Tanya Aarav sembari berdiri di samping Sahla. Tubuhnya setengah duduk di meja bar dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

Mendapat tatapan yang begitu lekat dari Aarav sukses membuat debaran jantung Sahla kian terasa kencang. Gadis itu mencoba fokus mengoleskan selai ke atas roti, tidak menghiraukan keberadaan Aarav.

"Sahla." Panggil Aarav namun lagi-lagi tak digubris oleh Sahla. "Jangan gini dong, La. Kalau gue ada salah coba bilang jangan diem."

"Lo gak salah, tapi setiap dekat-dekat sama lo gue sport jantung." Batin Sahla.

Melihat Sahla yang kini fokus memakan roti miliknya membuat Aarav sedikit kesal. Pasalnya, gadis itu kini seolah menghiraukan keberadaannya. Sebuah ide terbesit dalam benak Aarav, senyum miring terbit di bibirnya.

"La, ada kecoak di belakang lo." Seru Aarav.

"Hah? Mana?"

"Tuh tuh di kaki lo."

Sahla membulatkan matanya, dia panik saat Aarav memberitahu bahwa ada kecoak di dekat Sahla. Tanpa sadar Sahla mendekat kearah Aarav dan langsung memeluk cowok itu.

"Geli banget, Rav. Bunuh kecoak itu."

Aarav semakin mengembangkan senyumannya saat merasakan pelukan Sahla yang begitu erat. Tangan bebas Aarav ikut melingkar di pinggang Sahla. Tawa Aarav seketika pecah saat Sahla masih memeluknya dengan ketakutan.

"Modus banget peluk-peluk gue." Ujar Aarav dengan sisa tawanya.

Sadar Aarav mengerjainya, Sahla mendengus kesal. Gadis itu melepas pelukan tangannya di leher Aarav, hendak menjauh dari cowok itu namun tak bisa sebab Aarav masih melingkarkan tangannya di pinggang Sahla.

"Lepas, Rav." Titah Sahla.

"Gak mau." Tolak Aarav.

"Nyebelin banget sih. Lepas dong gue mau makan." Kesal Sahla.

"Jawab dulu pertanyaan gue."

"Apa? Yang kemarin? Gue udah bilang kalau gue lupa, Rav."

Roommate With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang