Bagian: Dua Puluh Tujuh

86.1K 3.9K 52
                                    

Happy Reading!

~~~

Aarav memperhatikan Sahla yang nampak kedinginan, inisiatif Aarav membuka jaketnya sendiri lantas menyampirkannya di bahu Sahla. Tentu saja, hal itu membuat Sahla sedikit tersentak.

"Jaket Satya lo pake buat tutupin kaki lo di motor, jaket gue lo pake supaya lo gak kedinginan." Jelas Aarav sebelum gadis itu bertanya.

Sahla hanya mengangguk paham, lantas memakai jaket yang diberikan Aarav. Lagi-lagi Sahla harus tersentak saat merasakan sebuah helm di kepalanya, dengan telaten Aarav memasangkan helm ke kepala Sahla.

"Rav." Panggil Sahla.

"Hm?" Netra Aarav mengarah tepat pada mata kecoklatan milik Sahla.

"Laper." Ujar Sahla sedikit malu.

Aarav tertawa kecil. "Kita cari makan dulu kalau gitu. Ke Angkringan mau gak?"

"Mau dong, udah lama kayaknya gak makan di Angkringan gitu." Jawab Sahla dengan bersemangat.

"Let's go." Seru Aarav sembari menaiki motornya diikuti Sahla. Kali ini Sahla duduk menyamping karena dia yang memakai rok pendek selutut, tak lupa juga Sahla mengikat jaket milik Satya sehingga menutupi kakinya.

"Pegangan yang kenceng." Titah Aarav.

Tak menolak Sahla langsung melingkarkan tangannya di pinggang Aarav. Beberapa saat kemudian cowok itu menyalakan mesin motor lantas menjalankan motornya membelah jalanan.

"Maaf ya lo harus nungguin gue sampe ketiduran." Ujar Aarav untung saja Sahla dapat mendengarnya.

"Gak pa-pa kok, Rav. Gue seneng bisa liat kalian latihan." Balas Sahla.

Karena angin malam yang berhembus kencang membuat rasa dingin menusuk ke dalam rongga tubuh. Sahla menatap punggung Aarav yang hanya terbalut kaos tipis berwarna hitam.

"Lo gak dingin, Rav?" Tanya Sahla.

"Dingin lah." Balas Aarav singkat.

Sahla diam sejenak lantas semakin memeluk Aarav dengan erat seolah menyalurkan rasa hangat pada cowok itu. Merasakan tangan Sahla yang semakin memeluknya membuat jantung Aarav berdetak tak karuan. Sudah lama sekali Aarav tak merasakan seperti ini. Jantung yang berdebar saat bersama orang yang disukai

"Gue peluk lo biar gak dingin." Ujar Sahla membuat senyum Aarav terbit di balik helmnya.

---

"Mas Aarav udah lama gak kesini, sekalinya kesini sama pacar. Biasanya sama temen-temen." Ujar seorang wanita paruh baya saat Aarav dan Sahla duduk di salah satu meja kosong.

Aarav mengembangkan senyumnya. "Temen-temen saya pada sibuk sekarang, Bu. Sekalian lah saya juga mau kenalin pacar saya."

Sahla sedikit membulatkan mata saat Aarav memperkenalkan dirinya sebagai pacar cowok itu. Sahla menatap Aarav yang tengah berbincang dengan wanita paruh baya itu, Sahla mendengar Aarav menyebut wanita itu dengan nama Bu Imas.

Sedikit informasi, Aarav memang sudah menjadi pelanggan setia Angkringan tersebut yang dimiliki oleh sepasang suami istri. Selain karena masakannya yang enak, Bu Imas beserta suaminya pun sangat ramah pada setiap pelanggannya sehingga membuat Aarav dan teman-temannya tak pernah bosan untuk makan di Angkringan tersebut.

Roommate With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang