Jari-jari aku gatel banget pengen nulis part ini terus langsung publish hehe
Happy Reading!
~~~
"Sahla, coba tebak. Siapa yang tadi sebelum nonton berani banget pilih film horor, tapi malah takut terus tidur?" Tanya Aarav menggoda Sahla.
Sahla mendelik kearah Aarav yang sedaritadi terus saja meledek dirinya. Gadis itu berjalan sedikit lebih cepat agar menjauh dari Aarav.
Melihat Sahla yang merajuk membuat Aarav tertawa pelan, cowok itu berjalan di belakang Sahla, tak berniat untuk menyamakan langkahnya dengan Sahla.
"Lihat-lihat ada cogan. Gila ganteng banget." Pekik seorang gadis yang berada di dekat Sahla pada temannya.
"Iya, ganteng banget."
Mata Sahla mengikuti arah pandang kedua gadis tersebut. Saat tahu siapa cowok yang mereka maksud membuat Sahla menggeram kesal. Ternyata kedua gadis itu tengah mencuri pandang pada Aarav.
Aarav mengernyitkan dahinya bingung saat melihat Sahla yang berbalik dan menghampiri dirinya. Tiba-tiba saja Sahla melingkarkan tangannya di lengan Aarav.
Mata Sahla menatap tepat kearah kedua gadis yang masih setia memandang Aarav. Tangan Sahla makin mengerat seolah memberitahu bahwa Aarav adalah miliknya. Sikap Sahla barusan membuat kedua gadis itu malu dan langsung berlalu dari hadapan Sahla dan Aarav.
"Kenapa sih, La?" Tanya Aarav.
"Ada yang curi pandang kearah lo." Jelas Sahla.
Aarav tersenyum miring. "Terus lo cemburu?"
"Iya." Jawab Sahla spontan.
Sadar dengan apa yang dia katakan sontak saja Sahla membelalakkan mata. Gadis itu langsung melepas lengan Aarav.
"Cemburu? Gue? Hahaha... Gak mungkin." Lanjut Sahla.
Tanpa mengatakan apapun Aarav merangkul pundak Sahla membuat tubuh keduanya menempel. Dengan susah payah Sahla mencoba menelan salivanya, detak jantungnya berpacu dengan cepat semakin membuat Sahla tak bisa mengendalikannya. Wajah Sahla saat ini benar-benar sudah memerah.
"Biar gak ada yang curi pandang lagi. Nanti ada yang cemburu." Ujar Aarav.
"Gue gak cemburu, Rav." Seru Sahla.
"Gue gak bilang lo yang cemburu." Timpal Aarav membuat Sahla seolah di skakmat oleh perkataan Aarav.
Kini keduanya berjalan beriringan dengan Aarav yang masih setia merangkul pundak Sahla. Bahkan Aarav dan Sahla tak mengindahkan tatapan dari orang-orang yang berpapasan dengan mereka.
"Rav, malu tahu diliatin orang-orang." Seru Sahla saat merasa dirinya tak nyaman.
"Biarin aja, La. Tadi banyak cowok yang lirik-lirik kearah lo. Gue gak suka tatapan mereka kearah lo." Timpal Aarav.
Sahla mengerjapkan matanya, bukan kah tadi dia yang merasa seperti itu? Sahla merasa cemburu saat ada yang curi pandang kearah Aarav dan sekarang, Aarav pun merasa cemburu saat ada yang melirik Sahla.
Tak mau memikirkan hal itu lebih lagi, Sahla memilih untuk mengidikkan bahunya acuh.
"Aarav, Timezone yuk. Udah lama banget gak ke Timezone." Seru Sahla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate With Benefits
Ficção Adolescente⚠︎18+ // mention of kissing!!! "Let's start our kiss contract." Sahla Imelda mengira bahwa pertemuannya dengan cowok yang tak sengaja dia cium akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir. Namun apa boleh buat, takdir berkata lain. Sahla dipertemukan...