Aku mau matok target yang banyak biar lama nyampe targetnya HAHAHAHA
1k vote dan 200 komen untuk next part~
Yuk ramein kolom komentar biar gak banyak yang jadi siders. Aku maksa lohh
Happy Reading!
~~~
Setelah memarkirkan motornya di Parkiran dekat Warmis. Aarav menggantungkan helm miliknya di spion motor. Merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan lantas berjalan masuk ke dalam Warmis yang sudah dipenuhi beberapa Mahasiswa.
Netra Aarav mengedarkan pandangannya mencari Haikal yang sudah menyulut emosinya dari semalam. Mengingat temannya itu yang memberitahu Aruna alamat Apartemennya membuat Aarav ingin mematahkan leher Haikal detik itu juga.
Saat Aarav berjalan ada beberapa orang yang menyapanya. Jangan heran, siapapun yang sering nongkrong di sana pasti sudah akrab satu sama lain meskipun berbeda Fakultas dan angkatan, mereka semua selalu berbaur untuk menambah relasi pertemanan.
"Dasar kunyuk." Umpat Aarav saat melihat Haikal yang dengan santainya merokok sembari menggoda salah satu gadis di sampingnya.
Tawa Haikal yang terdengar tiba-tiba terhenti saat melihat seseorang tengah menatap tajam kearahnya. Dengan tampang tanpa dosa Haikal melambaikan tangan pada Aarav dengan senyuman lebar dan mengajak Aarav untuk bergabung.
Aarav mendengus kesal lantas berjalan semakin dekat pada Haikal, tangan cowok itu sudah mengepal. Saat sudah berada di dekat Haikal, tanpa aba-aba Aarav menarik kerah Haikal membuat cowok yang tengah santai menghisap sebatang rokok terpaksa berdiri.
"Bos, kenapa lo?" Tanya Haikal.
Aarav menatap tajam Haikal, lalu menghempaskan tubuh Haikal agar duduk kembali.
"Gitu dong, Rav? Gak jadi ribut?" Tanya seseorang di belakang Aarav.
"Gak mau ribut di sini." Timpal Aarav sembari menoleh sebentar lantas mengambil rokok dan pematik di atas meja. Cowok itu ikut mendudukkan dirinya di samping Haikal sembari menyalakan rokok yang sudah dia apit diantara bibirnya.
"Jingan, kemeja gue jadi kusut gara-gara lo." Sewot Haikal saat melihat kerah kemeja yang dipakainya menjadi kusut.
Pletak.
Aarav menjitak kepala Haikal cukup keras membuat cowok itu meringis kesakitan. Tatapan kesal masih Aarav layangkan pada Haikal.
"Lo kenapa sih marah-marah mulu sama gue?" Tanya Haikal dengan alis berkerut, tangannya sibuk merapikan kerah kemeja yang kusut.
"Apa maksud lo ngasih tahu alamat Apartemen gue ke Aruna? Gue ketemu dia sampe 3 kali, sialan." Jelas Aarav disertai umpatan.
Haikal berdecak kesal lantas kembali menyesap rokoknya. "Bukan cuma lo doang yang diganggu sama tuh nenek sihir, gue juga diganggu sama dia."
"Dia ganggu lo kayak gimana?" Tanya Aarav.
"Dia DM gue di Instagram bilang pengen ketemu sama lo, terus minta ketemuan sama gue dulu. Ya jelaslah gue ogah ketemu sama tuh cewek licik, tapi dia neror gue jir! Gak berhenti nelepon gue di Instagram, terpaksa gue angkat dan akhirnya kita ketemu." Jelas Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate With Benefits
Teen Fiction⚠︎18+ // mention of kissing!!! "Let's start our kiss contract." Sahla Imelda mengira bahwa pertemuannya dengan cowok yang tak sengaja dia cium akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir. Namun apa boleh buat, takdir berkata lain. Sahla dipertemukan...