Ada yang nunggu gak nih??
Aku sedih banyak yang jadi silent readers:( Ayok dong vote dan ramein kolom komentar🤩
Sorry for typo, Happy Reading!
~~~
Setelah menyelesaikan mata kuliah kedua, Sahla dan Tania kini tengah berjalan beriringan di lorong Kampus menuju Kantin. Sekedar untuk mengisi perut sebelum melanjutkan mata kuliah ketiga mereka.
"Gimana kemarin lo sama Aarav? Lancar modusnya?" Tanya Tania.
Mendengar pertanyaan Tania barusan, Sahla mendesis pelan. "Boro-boro gue modus, Tan. Yang ada gue ketakutan liat setan di layar segeda gaban gitu."
"Karena itu, La. Kan lo takut tuh nonton yang serem, lo bisa modus sambil peluk-peluk Aarav." Balas Tania.
"Selama film ditayangkan gue cuma tidur."
Tania sedikit menggeram kesal pada Sahla, menurut Tania sahabatnya itu sangat tidak bisa memanfaatkan keadaan. "Gimana sih lo? Kenapa malah tidur sih?"
"Makanya dengerin gue dulu, Tan. Gue tidur sambil peluk dia kok, dia juga usap-usap kepala gue selama gue tidur." Balas Sahla.
"Lo beneran gak peka ya sama perasaan Aarav? Udah jelas banget lho itu." Seru Tania merasa gemas.
Sahla diam sejenak, kembali teringat perkataan Aarav yang terlontar sebelum dirinya masuk ke alam mimpi.
"Dia bilang kalau dia udah jatuh cinta sama gue." Gumam Sahla.
Mendengar penuturan Sahla sontak saja Tania membulatkan matanya terkejut. Gadis itu menggoyang-goyangkan lengan Sahla.
"SUMPAH? Dia nembak lo?"
Sahla menggeleng pelan. "Enggak, Tan. Kayaknya dia berani bilang gitu karena ngira kalau gue udah tidur. Padahal gue denger apa yang dia bilang."
Tania mengangguk paham, namun kembali mencerna penjelasan Sahla. "Kayaknya dia masih belum nemu momen yang pas deh buat ungkapin perasaan dia ke lo. Gue greget deh sama kalian berdua, udah saling suka tinggal jadian apa susahnya sih?"
"Harus gue duluan yang nembak dia, Tan? Gue gak mau." Lirih Sahla.
"Gak harus gitu juga, La. Bagus kalau beneran Aarav suka sama lo. Tinggal tunggu aja kapan Aarav jadiin lo pacarnya." Timpal Tania.
"Kalau kata-kata itu cuma mimpi gue gimana? Bukan Aarav langsung yang bilang."
Lagi-lagi Tania merasa gemas dengan sahabatnya itu. "Gak usah overthinking gitu, La. Gue yakin dia juga suka sama lo."
Sampailah keduanya di Kantin tempat biasa mereka makan dan mengobrol. Keadaan Kantin cukup ramai karena ada beberapa mahasiswa fakultas lain yang makan di Kantin tersebut juga.
Sahla dan Tania mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari meja yang kosong. Namun nihil, tampak semua meja sudah terisi.
"Penuh. Tumben banget jam segini gak ada meja kosong." Ujar Tania dengan bahu yang turun lesu.
"Mau nyoba Kantin lain aja?" Tawar Sahla.
"Yaudah gak pa-pa, yuk." Balas Tania tak bersemangat.
Hendak kembali berbalik untuk meninggalkan Kantin yang penuh tersebut. Seruan dari seseorang membuat Sahla dan Tania tidak jadi melangkah pergi.
"Neng Sahla! Sini gabung!"
Sahla menoleh kearah sumber suara, terlihat Haikal tengah melambaikam tangan kearahnya, mengajak Sahla dan Tania agar bergabung. Dapat Sahla lihat ada Aarav juga di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate With Benefits
Fiksi Remaja⚠︎18+ // mention of kissing!!! "Let's start our kiss contract." Sahla Imelda mengira bahwa pertemuannya dengan cowok yang tak sengaja dia cium akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir. Namun apa boleh buat, takdir berkata lain. Sahla dipertemukan...