Mata Sahla memutar malas, Aarav masih saja dengan santai melakukan kegiatan memasaknya, jangan lupakan Aarav yang dalam keadaan shirtless. Tentu saja, itu sangat menganggu fokus Sahla.
"Lo bisa gak sih pake baju?" Akhirnya Sahla dapat meluapkan kekesalannya pada Aarav.
Cowok itu menoleh dengan satu alis yang terangkat, memasang raut tak berdosa membuat Sahla benar-benar ingin meninju wajah itu.
"Kenapa emangnya? Lo takut hilang kendali?" Aarav malah balik bertanya tak luput seringaian kecil timbul di bibirnya.
"Excus me? Gue hilang kendali? Sorry aja nih ya, gue bukan orang mesum kayak lo." Tekan Sahla.
"Lo yang pindahin gue ke Kamar waktu malam?" Tanya Sahla penasaran setelah beberapa saat terjadi keheningan antara dirinya dan Aarav.
"Hm. Why?" Balas Aarav.
"Lo gak ngelakuin sesuatu sama gue kan? Atau jangan-jangan..."
Sahla terkesiap saat sesuatu terlintas di otaknya, gadis itu sontak menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Netranya menatap tajam tepat kearah Aarav yang masih sibuk dengan kegiatannya.
"Lo pegang-pegang gue."
Tawa Aarav pecah, mendengar penuturan Sahla membuat Aarav tertawa. Gadis itu sepertinya memang sangat was-was terhadap Aarav.
"Ngapain gue pegang-pegang punya lo? Datar gitu mana enak gue pegang-pegang."
"APA LO BILANG? PUNYA GUE DATAR?" Balas Sahla dengan nada yang meninggi, tentu saja perkataan Aarav barusan memancing emosi Sahla.
Aarav lagi-lagi tertawa, cowok itu telah selesai dengan kegiatan memasaknya. Aarav berjalan mendekat kearah Sahla dengan dua piring nasi goreng serta omelette yang telah dia masak. Aarav lantas menyimpan kedua piring tersebut di atas meja lalu duduk di hadapan Sahla.
Tatapan Sahla yang tajam sedari tadi tak lepas dari gerak-gerik Aarav, gadis itu benar-benar tak terima dengan perkataan Aarav.
"Kenapa? Lo gak terima? Emang kenyataannya begitu." Balas Aarav dengan santai sembari menatap Sahla yang masih menyilangkan tangannya di depan dada.
"Lo mau punya lo gak datar lagi? Sini, gue bantu biar gak dat-"
Pletak.
"ANJING SAKIT!!"
Sahla terkejut saat sendok yang dia layangkan tepat mengenai dahi Aarav yang masih terlihat lebam. Sahla benar-benar tidak sengaja, entahlah gadis itu merasa dia sedang sensitif hari ini. Lagian ini salah Aarav yang terus memancing emosi Sahla pagi ini.
Melihat Aarav yang masih terus meringis kesakitan sambil memegangi dahinya, Sahla lantas beranjak mendekati Aarav. Gadis itu mengusap rambut Aarav yang menghalangi lebam di dahinya, dengan perlahan meniup lebam tersebut.
"Lo sih buat gue emosi terus, jadinya gue lempar tuh sendok."
Merasakan posisi Sahla yang begitu dekat dengannya seketika membuat tubuh Aarav menegang, apalagi tiupan yang Sahla berikan pada lukanya.
Entah setan apa yang merasuki Aarav, tiba-tiba cowok itu merengkuh pinggang Sahla membuat gadis itu mau tak mau duduk di pangkuan Aarav.
Sahla membulatkan mata, apa yang Aarav lakukan sukses membuat detak jantungnya seketika itu juga berdetak tak karuan. Sahla dengan susah payah menelan salivanya saat merasakan jarak dirinya dengan Aarav sangat dekat.
Aarav semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Sahla, netranya mengarah tepat pada bibir Sahla yang basah.
"Lo-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate With Benefits
Fiksi Remaja⚠︎18+ // mention of kissing!!! "Let's start our kiss contract." Sahla Imelda mengira bahwa pertemuannya dengan cowok yang tak sengaja dia cium akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir. Namun apa boleh buat, takdir berkata lain. Sahla dipertemukan...