Bagian: Tiga Puluh Empat

81.7K 3.8K 68
                                    

Happy Reading!

~~~

     Aarav terbangun dari tidurnya sembari mendesis merasakan kepala yang terasa berat. Cowok itu baru sadar bahwa dia mabuk semalam mengakibatkan kepalanya terasa pening saat bangun.

Merubah posisi tidurnya menjadi duduk, Aarav terdiam sejenak saat tak dapat mengingat apa yang terjadi semalam. Yang Aarav ingat adalah saat dimana ia melihat Satya mencium Sahla, membuat emosinya memuncak lantas bertengkar bersama Satya dan berakhir dirinya minum banyak. Setelah itu, Aarav tak dapat mengingat apapun.

Cowok itu beranjak dari duduknya dan berjalan pelan menuju Kamar mandi untuk cuci muka serta gosok gigi. Tak berniat untuk mandi, Aarav memilih untuk keluar Kamar dengan langkah yang sempoyongan. Setelah menutup kembali pintu kamar, Aarav menoleh dan mendapati Sahla yang sepertinya selesai memasak sesuatu.

Menyadari kehadiran Aarav yang mendekatinya, Sahla mengembangkan senyum sembari membawa semangkuk sup hangat lantas diletakkan di atas meja.

"Akhirnya bangun juga. Nih, gue udah bikin sup hangat. Gue baca-baca di google tadi katanya sup hangat bisa ngilangin pengar."

Tanpa membalas penjelasan dari Sahla, cowok itu memilih untuk langsung duduk di kursi dan di depannya sudah tersaji sup hangat dengan asap yang mengepul. Jujur saja, Aarav benar-benar merasakan kepalanya sangat berat.

Dengan perlahan Aarav menyendok sup tersebut lalu memasukkannya ke dalam mulut. Betapa bodohnya Aarav, dia langsung memakannya tanpa meniup terlebih dahulu.

"Aakkhh panas." Pekik Aarav saat rasa panas langsung menjalar di lidahnya.

Sahla tampak terkejut, gadis yang tengah membereskan alat-alat masak itu langsung berlari kecil menghampiri Aarav.

"Ditiup dulu dong, masih panas itu. Main makan aja." Seru Sahla.

Lagi-lagi Aarav tak membalas, cowok itu hanya bisa mendesis sembari menopang kepalanya. Melihat Aarav yang seperti itu, Sahla memutuskan untuk duduk di samping Aarav. Menggeser mangkuk berisi sup hangat tersebut menjadi di hadapannya.

"Lo masih pusing ya? Biar gue suapin." Ujar Sahla membuat senyum Aarav mengembang.

Aarav sedikit memutar tubuhnya ke samping agar menghadap Sahla. Netranya fokus pada Sahla yang meniup sesendok sup hangat tersebut, kini pandangannya beralih pada bibir Sahla yang maju beberapa centi ke depan. Ohh... Sepertinya efek alkohol semalam belum sepenuhnya menghilang, ingin sekali Aarav meraup bibir manis itu sekarang juga.

"Aaaaa..." Titah Sahla agar Aarav membuka mulutnya, cowok itu menurut lantas membuka mulutnya menerima suapan dari Sahla.

Meskipun hanya satu suap aja namun Aarav dapat merasakan tubuhnya sedikit lebih baik dari tadi.

"Semalem gue gak ngelakuin apa-apa kan ke lo?" Tanya Aarav.

Sahla kembali menjulurkan tangannya pada Aarav, tentu saja dengan senang hati Aarav kembali menerima suapan dari Sahla.

"Lo gak inget apapun?" Sahla balik bertanya.

"Enggak, emangnya gue ngelakuin apa?"

Sahla diam sejenak, namun tangannya masih sibuk untuk menyuapi Aarav. "Lo gak ngelakuin apapun kok. Lo pulang sambil mabuk terus langsung tidur."

Roommate With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang