Bagian: Delapan Belas

101K 4.2K 42
                                    

"Gak pa-pa kan kalau gue ikut gabung sama temen-temen lo? Gue ngerasa gak enak aja sama mereka." Ujar Sahla.

Aarav mengajak Sahla untuk ikut nongkrong bersama teman-temannya. Seperti yang Sahla minta, gadis itu tidak ingin ditinggal sendirian di Apartemen. Jadi Aarav mengajak Sahla agar ikut. Lagian, selama tinggal di Apartemen Aarav tak pernah sekalipun Aarav melihat Sahla yang keluar atau sekedar main waktu malam.

Aarav menggelengkan kepala, tangannya sibuk merapikan anak rambut Sahla lantas memasangkan helm di kepala gadis itu. Tentu saja, perlakuan Aarav barusan lagi-lagi membuat jantung Sahla berpacu tak karuan.

"Waktu itu aja mereka welcome sama lo. Pasti mereka gak keberatan kalau gue bawa lo."

"Ini pasti karena gue yang minta supaya lo gak ninggalin gue sendirian waktu malem." Cicit Sahla.

"Enggak juga, gue emang mau ajak lo karena hampir gak pernah liat lo main waktu malem." Balas Aarav. "Yuk, berangkat. Mereka udah nunggu."

Aarav lebih dahulu menaiki motornya, disusul oleh Sahla yang duduk di belakang Aarav. Namun, sudah hampir 2 menit lamanya mereka duduk di atas motor tetapi Aarav belum juga menjalankan motornya.

"Kenapa masih diem, Rav?" Tanya Sahla.

"Tangan lo."

Sahla mengernyitkan dahinya bingung. "Tangan? Tangan gue kenapa?"

Aarav tertawa pelan, meraih kedua tangan Sahla dan membawanya masuk ke dalam saku jaket hitamnya.

"Biar gak dingin, tangan lo gue kantongi."

Lagi, Aarav berhasil membuat Sahla meleleh hanya dengan perlakuan sederhana seperti itu. Diam-diam seulas senyum tipis mengembang di bibir Sahla.

Aarav lantas menjalankan motornya keluar dari Basement, membelah jalanan malam yang tampak ramai oleh para pengguna jalan.

Sahla merasa angin malam menusuk tubuhnya, dia semakin mengeratkan tangannya tanpa sadar Sahla memeluk tubuh Aarav. Sahla hanyut dalam wewangian cowok itu yang membuat Sahla nyaman. Karena itu lah tangannya yang terbalut hangat di dalam sana semakin erat memeluk Aarav.

---

Setelah memarkirkan motornya, Aarav berjalan mendekati Sahla yang sudah menunggunya. Sahla sedikit tersentak saat tangan Aarav menggandeng tangannya, mengantarkan rasa hangat pada tangan Sahla yang terasa dingin.

Masih dengan tangan yang di genggam Aarav, Sahla berjalan kecil mengikuti Aarav dari belakang. Hingga sampailah mereka di sebuah meja yang sudah terisi oleh Satya, Haikal dan Candra.

"Eh, ada neng Sahla." Seru Haikal.

Sahla hanya bisa tersenyum canggung untuk membalas, jujur saja Sahla masih merasa tak enak jika harus bergabung. Sahla lantas mendudukkan dirinya, dia duduk diantara Aarav dan Satya.

"Gak pa-pa kan gue gabung?" Tanya Sahla.

"Gak pa-pa lah, lo sering-sering gabung sama kita juga gak masalah." Balas Haikal.

"Makasih." Ucap Sahla.

"Eh, La. Lo suka nonton film gak?" Tanya Satya, kini Sahla menoleh pada cowok di sampingnya.

"Suka lah, emangnya kenapa?" Balas Sahla.

"Lo bilang gue bisa tagih lo kapan aja kan? Gue mau ajak lo nonton bioskop." Jelas Satya.

Roommate With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang