18. Berpamitan

3K 947 296
                                    

.
.
.

    Yohan kemudian tanpa salam ataupun bilang makasih menutup panggilan Yeonjun—Yeonjun yang setia menempelkan speaker hp ditelinganya agak emosi sebenarnya, tapi karena itu Yohan dengan segala ke ghoib an akhlaknya, Yeonjun cuma menghela nafas sabar.

    Setelah meletakkan kembali hp nya di saku, Yeonjun menaikkan sebelah alisnya ketika melihat Wooyoung, San dan Changbin menatapnya lekat lekat, kek Yeonjun baru aja ditelpon ama artis gitu.

  "Yohan yang tel—"

  "Yang katamu selingkuh ama janda tadi itu, gimana lanjutannya? Spill, dong!" Kata Wooyoung.

  "Iya, nih.. kok bisa istrinya nggak tau?" Tanya San.

  "Dia pake pelet darimana? Kok udah jelek masih laku?" Tanya Changbin.

  "Ini bukan waktunya buat gibah." Kata Yeonjun.

    Wooyoung mendengus, "gayamu doang, Yeon. Katanya kalo sehari nggak gibah bibirmu kering kerontang."

  "Ya, sekarang nggak pas aja timing nya, ntar besok besok aku spill deh, mau aib nya siapa aja dah, nanti kalo aku nggak tau, aku cariin sampe dapet." Kata Yeonjun.

  "Kamu bisa nyoba jadi admin baru dispatch kali, Yeon, atau sekalian jadi agen CIA aja. Kamu bikin itu website baru isinya aib aib manusia satu bumi." Kata Changbin.

  "Wih, ide bagus. Sabi nge spill kebiasaan tolol mu kalo lagi gabut." Balas Yeonjun, "lumayan, yang mau aibnya ditutup harus bayar satu miliar ke aku."

  "Kalo wujudnya kayak Yeonjun yang memang tersusun atas molekul molekul sesat, mau diapain pun bakalan tetep sesat." Kata San.

  "Ini tuh, cerdas namanya, San." Kata Yeonjun sambil menyisir poni rambutnya ke belakang, menunjukkan betapa gantengnya wajah ciptaan Tuhan itu.

  "Masih cerdas anjing sebelah rumahnya Mak Ijah daripada kamu, Yeon. Si anjing nggak pernah menyebar aib orang orang, nggak kayak kamu yang comber." Balas Wooyoung.

  "Belum juga ku injek itu kepalamu, Yong." Kata Yeonjun.

  "Sekarang kita ngapain?" Tanya Changbin.

  "Nunggu jam sepuluh malam." Jawab Yeonjun.

  "Selain itu?" Tanya San.

  "Gabut." Jawab Yeonjun lagi.

  "Cuma Klub Hati Nurani doang, yang mau nyetor nyawa tapi sempet gabut." Kata Changbin.

  "Oh!" Yeonjun menjentikkan jari, "San ama Wooyoung sabi nih, pamitan ke Yeosang."

  "Njir, ngapain pamitan ama Yeosang?" Tanya San.

  "Ya, gapapa.. biar kalo seumpama kita mati disana, Yeosang bisa hidup dengan menanggung rasa bersalah." Jawab Yeonjun.

  "Salah bergaul emang si Yeonjun, kebanyakan main ama Yohan ya gini jadinya." Kata Changbin.

  "Yang pengalaman dibuat overthinking ama Yohan emang jadi agak miring otaknya." Kata Wooyoung.

  "Kayak lurus aja otakmu, Yong." Balas Yeonjun.

    San terlebih dulu bangun dari duduknya, lalu menarik lengan Wooyoung untuk ikut bangun. Wooyoung sebenernya ogah banget ketemu Yeosang karena alasan yang akan diungkap author di akhir nanti :D Tapi karena San terus menggeret nya dan Wooyoung sadar diri kalo San itu udah banyak banget ngalah ke dia, Wooyoung mengikuti kemana San menariknya.

    Setelah kepergian Wooyoung dan San, Yeonjun menghela nafas panjang lalu memijat pangkal hidungnya. Changbin ketawa kecil sebelum mengusap usap kepala Yeonjun, menenangkan kawan setannya ini dari segala beban yang dia pikul.
 
 
  "Yang penting Bu Sowon nggak akan ganggu kita malam ini." Kata Yeonjun lirih.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang