.
.
.Besok paginya, mereka bangun dengan perasaan yang sama sama gundah. H-1 deadline. Mereka harus selesaikan semua tugas mereka hari ini atau mereka akan terlalu terlambat untuk menelpon Seungyoun untuk meminta bantuan. Yohan dengan jantung yang berdegup kencang memimpin keempat anaknya untuk melakukan tugas tugas mereka dengan segera.
Wooyoung udah siaga di depan rumah wanita galak kala itu, menunggu dengan sabar sampai suami dan dirinya sendiri keluar dari rumah. Yeonjun dan San juga tengah mengamati rumah tetua, mengamati jikalau ada perempuan yang lagi mereka cari, mereka harus segera menangkapnya sebelum perempuan itu masuk ke dalam rumah tetua.
Sementara Yohan ama Changbin jelas bantu bantu di sekitar lahan kosong itu, menunjukkan ekstensi mereka agar nggak ada orang yang curiga kok lima pemuda yang kayanya mau bantu bantu malah ngilang semua.
"Hari ini ada acara apa?" Tanya Yohan ke Changbin.
"Ga yakin sih aku, tapi dengar dengar bakalan ada ritual apa gitu buat yang hari Sabtu nanti nari. Bu Sowon juga ada nanti." Kata Changbin.
"Bagus. Kita harus pastikan Bu Sowon ngelihat kita." Kata Yohan.
"Malahan?" Tanya Changbin.
Yohan mengangguk, "biar dia panik dan meningkatkan kewaspadaannya."
"Apa yang kamu harapkan dari itu?" Tanya Changbin lagi.
"Makin takut seseorang, maka makin ceroboh dia. Dan kita bisa jatuhin Bu Sowon dengan mudah kalo dia coba coba ngehalangin kita." Jawab Yohan.
.
Wooyoung menghela nafas panjang ketika wanita galak dan suaminya keluar dari rumah mereka. Dia segera mendekat ke arah rumah itu, memeriksa knop pintu dan menyadari jika itu tidak dikunci. Wooyoung segera masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya. Rumah itu kosong, soalnya anak pemilik rumah juga dibawa oleh wanita itu keluar.
Tanpa mengulur waktu, Wooyoung segera mencari gulungan kulit hewan yang Pak Anwar bicarakan. Dia mencari dengan teliti, tak melewatkan satu ruangan pun di rumah itu, dan dia temukan gulungan kulit hewan yang ketika dia buka, itulah yang mereka cari cari selama empat hari ini. Kidung Ila-Ila dengan lirik yang lengkap. Wooyoung pun berencana segera pergi dari sana namun tiba tiba terdengar suara pintu rumah yang terbuka.
Wooyoung mematung beberapa saat, dia benar benar tidak berekspektasi jika dia akan tertangkap basah dengan cara konyol begitu. Saat terdengar suara langkah kaki mendekat, Wooyoung segera berlari ke arah lemari ruangan itu dan bersembunyi di dalamnya. Dari sela sela lemari itu, dia lihat bahwa sang suami lah yang masuk ke dalam rumah. Kalau dia ketahuan, mati sudah dia.
Tampaknya sang suami itu tengah mencari gulungan kulit hewan yang kini ada di dalam kantung hoodie Wooyoung. Ketika dia tak menemukannya dimanapun, tampak jika pria itu panik bukan kepalang. Dia melemparkan barang barang kesana kemari dengan panik, hingga ruangan itu jadi porak poranda.
Wooyoung menahan napas tegang ketika pria itu menatap ke arah lemari tempat dia bersembunyi. Wooyoung benar benar akan tertangkap basah, karena pria itu berjalan ke arahnya. Seakan akan membuka lemari itu. Wooyoung pasrah, dia menutup erat matanya, bersiap untuk kemungkinan terburuk. Namun dia dan pria itu sama sama terkejut ketika terdengar suara teriakan melengking dari luar.
...
Yeonjun dan San akhirnya melihat sosok perempuan itu, keduanya segera keluar dari tempat persembunyiannya mereka, berlari ke arah perempuan itu sebelum dia masuk ke dalam rumah tetua. Tepat sebelum tangannya membuka pintu rumah itu, Yeonjun menarik tangannya yang lain dan menariknya untuk mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung Rajah
FanfictionWooyoung : "Kode terbaik yang nggak akan lekang oleh zaman adalah nge share lagu yang mewakili perasaan lewat SW." Yohan : "Lingsir Wengi gitu misalnya?" San : "Ayang mu beda alam?" Yeonjun : "Gapapa beda alam daripada nggak punya ayang." Changbin :...