8. Si Penari

3K 961 245
                                    

.
.
.

    Dua anak Yohan yang lain alias Changbin dan Wooyoung kini sedang mentertawakan diri sendiri di dalam hati masing masing. Kemarin emang rencananya mau ketemu Bu Sowon baik baik ketika jam istirahat, tapi keduanya kemudian setuju untuk bikin ulah yang membuat mereka bertemu beliau lebih cepat di ruang BK. Kapan lagi masuk ruang BK, kata mereka.

    Mereka sengaja telat, sepatunya Changbin nggak full item + kemejanya dikeluarin, Wooyoung nggak pakai dasi maupun ikat pinggang.

     Semakin meyakini pas pembagian otak, mereka yang harusnya dapet masing masing satu malah kebagian Fifty-Fifty, makanya satu frekuensi.
 
  
  "Kamu kok nggak pakai sepatu full hitam kenapa?" Tanya Bu Sowon dengan tatapan mata setajam silet.

  "Sepatu saya yang full hitam nggak sengaja ditelan sapi, Bu." Balas Changbin.

  "Kok bisa?" Tanya Sowon.

  "Kemarin sapi tetangga saya lepas terus masuk rumah, ngambil sepatu saya. Kasihan Bu, kayaknya si sapi juga mau sekolah, makanya saya biarin." Jelas Changbin.

    Sowon menggelengkan kepala tak habis pikir.

  "Kamu juga," katanya galak sambil menatap Wooyoung, "dasi sama ikat pinggang mu mana?!"

  "Itu Bu, emm.. dipinjem temen." Balas Wooyoung.

  "Kenapa nggak kamu tagih, hah? Kalo kamu kayak gitu, kan yang dapet poin kamu, bukan temenmu." Kata Bu Sowon.

  "Kemarin sebenernya mau saya tagih, Bu.. tapi sekolah dia jauh, makanya nggak jadi.." kata Wooyoung.

  "Emang sekolahnya dimana?" Tanya Bu Sowon.

  "Hogwarts, Bu.. yang minjem temen saya yang namanya Harry Potter." Balas Wooyoung.

  "Kamu kalo mau bohong gausah sambil halu, Yong.. jatohnya khayal banget, anjir." Bisik Changbin yang sedikit girang karena mengetahui ada yang lebih pe'a dari dia pas bikin alasan kayak gini.

  "Ya, kamu kira sapi bisa makan sepatu, hah? Yang ada sembelit itu sapinya." Balas Wooyoung.

  "Kalian ini, Astagfirullahalazim." Bu Sowon tampak menahan emosinya yang hampir meledak.

  "Maaf, Bu.. itu, sebenarnya kami sengaja bikin ulah." Kata Changbin agak ngeri liat guru itu menatapnya dengan alis yang menukik tajam.

  "Kenapa? Gabut?" Tanya Bu Sowon.

    Wooyoung segera menggeleng, "ini soal kidung Rejowerno, Bu!"

    Mendengar itu, Sowon jelas kebingungan. Rasa kesalnya tergantikan oleh rasa penasaran. Sowon menatap Wooyoung, mengisyaratkan agar anak itu melanjutkan penjelasannya.

    Merasa mendapat lampu hijau, Wooyoung dan Changbin secara bergantian menjelaskan apa yang menurut mereka berhubungan itu, antara kidung, seni tari, dan upacara adat. Sowon juga telah dipertunjukkan gerakan tari yang kedua siswanya itu maksud.

  "Darimana kalian mengetahui gerakan tari itu?" Tanya Sowon dengan nada serius.

  "Dari pria gila yang kami ceritakan barusan." Balas Wooyoung.

    Sowon mengusap wajahnya kasar, tampak enggan menjelaskan sesuatu yang dia tau soal tari itu. "Tari itu adalah tarian yang benar benar dilarang untuk dipelajari oleh mereka yang tidak terpilih."

  "Terpilih?" Tanya Changbin kembali duduk.

   Sowon mengangguk, "pria gila yang kalian ceritakan itu, pastilah bukan berasal dari desa ini. Ini adalah fakta, Rejowerno tak pernah mengizinkan siapapun mempelajari tari itu."

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang