.
.
."Kita ajak kerjasama pelaku yang naroh pria itu sebagai boneka sesembahan." Jawab Yohan.
"Berarti kamu tau pelakunya?" Tanya Changbin curiga.
Yohan mengangguk, "pastilah salah satu dari dua temannya itu."
"Atau mungkin bisa keduanya, kan?" Tanya Wooyoung.
Yohan ketawa, "yaa.. coba kita liat dulu. Ada yang mati lagi atau nggak."
"Tapi buat apa mereka saling bunuh satu sama lain coba? Kan, mereka kayaknya kesini bareng bertiga gitu." Tanya Wooyoung.
"Aku bakal ngasih tau itu nanti." Jawab Yohan.
*
Setelah upacara hari itu berakhir, seluruh pengunjung segera kembali ke ruangan rumah singgah mereka masing masing. Tak ada yang berani keluar kamar setelah sebelumnya menyaksikan sebuah pembunuhan yang bersumber dari ketidaktaatan pengunjung terhadap jam malam di Tunggangalas.
Yohan and his kids juga berkumpul di dalam ruangan mereka sambil main remi. Sama sama menunggu salah seorang buka mulut dan menceritakan apa yang mereka masing masing dapatkan hari ini.
"Besok hari Kamis, berarti H-1 deadline." Kata Yeonjun, "baik kidung dan tempat dimana para tawanan disembunyikan, kita masih belum tahu. Jika Jum'at adalah hari dimana kita harus telah mendapatkan kidung itu, maka hari Kamis besok adalah hari terakhir kita untuk mengumpulkan semua bukti dan informasi untuk melapor. Perjalanan polisi dari kota akan memakan waktu lama.. dan itu bukan hal bagus."
"Besok, kita kebut." Jawab Yohan sambil tertawa.
"Han, aku nggak lagi bercanda." Kata Yeonjun yang kayaknya mulai emosi sama Yohan.
"Aku juga nggak bercanda, kok. Emang kamu mau aku ngapain sekarang?" Tanya Yohan.
"Usaha apa gitu, kek. Aku tadi bunuh orang, Han—"
Spontan Yohan langsung melemparkan kartu remi-nya ke mukanya Yeonjun. Changbin segera menghela nafas panjang nan berat, padahal sebentar lagi dia menang. Yohan melotot ke arah Yeonjun seakan baru saja dikasih tau kalo ada temen satu sekolah mereka udah punya anak dua.
"Beneran?" Tanya Yohan.
"Beneran. Makanya dari tadi tuh, aku bingung, kok tetua nggak ada koar koar atau ngapain gitu." Jawab Yeonjun.
"Tolol banget kamu, Astagfirullahalazim. Otakmu itu kamu taruh dengkul atau gimana sih, sebenernya? Kan, aku udah bilang, kamu ini.. duh! Tapi aku emang tolol, ngajak omong hewan kayak kamu pake bahasa manusia!" Kata Yohan dramatis.
"Agak prik sih, kamu sebenernya.. tapi gapapa." Kata Wooyoung pada Yohan. "Aku tadi udah ngasih tau loh, Han.. tapi Yeonjun nya aja yang emang peranakan setan."
"Kamu nyari apa dari kelakuanmu itu, hah?" Tanya Yohan.
"Sebenernya aku pinginnya orang orangan nyari tahu soal pembunuhnya, jadi perempuan itu bisa agak bebas buat diajak ngomong. Ternyata aneh banget nggak ada koar koar atau apa." Kata Yeonjun.
Sedetik setelah Yeonjun mengatakan itu, terdengar suara tembakan berulang kali yang membuat mereka semua langsung tersentak kaget. Kelimanya dan para pengunjung lain jelas langsung keluar dari kamar mereka dan mengecek apa yang barusan terjadi. Dari koridor terbuka lantai dua, mereka semua melihat keberadaan seonggok mayat yang tergeletak di tengah jalan, dengan beberapa luka tembak di tubuhnya.Namun hal lain yang membuat mereka tak kalah terkejut adalah keberadaan tetua dengan senapan berdiri sekitar dua meter dari mayat itu. Siapapun yang melihat itu pasti langsung menduga jika tetua baru saja menembak pengunjung itu menggunakan senapan di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung Rajah
FanfictionWooyoung : "Kode terbaik yang nggak akan lekang oleh zaman adalah nge share lagu yang mewakili perasaan lewat SW." Yohan : "Lingsir Wengi gitu misalnya?" San : "Ayang mu beda alam?" Yeonjun : "Gapapa beda alam daripada nggak punya ayang." Changbin :...