5. PDKT Bersama

3.4K 979 140
                                    

.
.
.

    Sambil terus mengamati pria itu, Yohan dan Wooyoung menunggu waktu ketika dia mulai tenang dan bisa didekati karena tadi mereka dibentak dan dipisuhi saat coba mendekatinya. Pria itu dari penampilan, cara berjalan, dan tutur katanya menunjukkan jika dia adalah orang dengan gangguan jiwa.

    Bahkan singkong hasil curiannya yang masih berlumur tanah dimakannya. Wooyoung mendekat dengan niat baik, hanya ingin menghentikan kelakuan aneh pria itu dan bermaksud mengajaknya pergi ke warung terdekat sehingga Wooyoung bisa memberinya makanan yang layak.

    Namun nggak selamanya niat baik dibalas dengan senyum ramah tamah berserta ucapan terima kasih karena pria itu malah melemparkan cangkul yang tadi dia gunakan untuk menggali ke arah Wooyoung dan tak sengaja mengenai beberapa jari kaki pemuda itu hingga berdarah.

    Otomatis Wooyoung jatuh ke tanah merintih kesakitan sambil mencengkram kuat jari kakinya yang berdarah. Yohan yang sadar telah dipukul mundur, menghentikan niatnya untuk bicara hari ini. Yohan langsung menghampiri Wooyoung dan membopong anaknya yang terus merintih itu.

  "Pak, setidaknya kupas-lah kulit singkongnya.. kau akan sakit jika memakannya seperti itu." Wooyoung dengan segala kerendahan hatinya masih menyempatkan diri untuk mengatakan itu.

    Si pria diam saja sambil menatap kosong ke arah jari jari kaki Wooyoung yang berdarah karena ulahnya. Yohan berdecak kesal dan segera pergi dari sana membawa Wooyoung yang jalan terseok seok seperti tak punya daya.

*

    Karena rumahnya Yeonjun yang paling dekat dari lokasi tadi, Yohan pun membawa Wooyoung kesana. Walau harus dapet semburan kata kata mutiara dari Yeonjun yang pasti harus shuudzon dulu kalo Yohan barusan nyelakain Wooyoung, akhirnya Wooyoung dapet pertolongan pertama oleh Arin yang sempet marah marah karena Yohan-Yeonjun bukannya kerja sama membopong Wooyoung malah membiarkan anak malang itu kelesotan di lantai sambil nangis karena ngilu tak tertahankan di jari kakinya.

  "Makasih ya, Rin." Kata Wooyoung pada Arin yang tengah menutup luka Wooyoung dengan plester luka.

  "Sama sama. Tapi kok bisa bisanya luka kayak gini kamu diapain sama Yohan?" Tanya Arin.

  "Aku tadi mau disembelih sama Yohan." Jawab Wooyoung sambil menekuk alisnya, tampak seperti korban penganiayaan.

    Yeonjun yang denger itu lantas meraih gunting di atas meja dan menghampiri Yohan yang meratapi nasib memilih membopong Wooyoung pulang—harusnya dia tinggal aja anak setan satu itu di tengah tegalan bersama pria gila tadi.

  "Canda doang, aku Yeon.. jangan dibunuh Yohan-nya, utang di ke Changbin masih se arko." Kata Wooyoung.

  "Mulutmu itu beneran pingin aku sobek sampek telinga, Yong.. biar jadi setan Jepang." Balas Yohan yang sekuat tenaga menahan lengan Yeonjun karena anak itu mengarahkan ujung gunting tadi ke arahnya.

  "Berani gituin Uyong, kamu yang mulutnya aku sobek duluan!" Ucap Yeonjun.

  "Fiks, Yeonjun terkonfirmasi sebagai bucinnya Wooyoung." Batin Yohan.

  "Kamu sebenernya suka banget liat mereka gelut kan, Yong?" Tanya Arin yang tersenyum miris melihat Wooyoung ketawa kayak kuntilanak melihat dua bestienya mau bunuh bunuhan.

  "Jujur, suka banget :D" Balas Wooyoung.

.
.

    Suasana ruang tamu rumah Yeonjun kembali kondusif setelah Sang Raden datang bersama sultan bernama Changbin Cokroaminoto yang emang dihubungi suruh datang kesana. Kelimanya kini duduk melingkar di atas karpet, tiga dari mereka mendengarkan dengan seksama cerita Yohan—dari awal dia ngobrol Mingi sampai ketika dia dan Wooyoung ketemu pria gila di kebun singkong Pak RT. Sementara Wooyoung yang udah tau ceritanya hanya diam sambil bermain dengan 'majikan' San yang tak lain adalah Byeol—gumpalan lemak berbulu yang punya mata warna ungu.
 
 
  "Dia teriak gitu?" Tanya Changbin memastikan jika apa yang Yohan ceritakan itu tidak terkorupsi ketika sampai di telinganya.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang