23. Kegiatan Aneh

2.8K 912 81
                                    

.
.
.

     Rumah singgah itu berada cukup jauh dari sanggar dan lahan tempat upacara akan berlangsung. Namun mereka tak terlalu masalah soal itu, ketika mereka sampai disana.. satu hal yang terlintas di otak mereka berlima yaitu : seram. Rumah singgah itu beneran kayak rumah di film film horor, apalagi ketika mereka membayangkan rumah di itu malam hari.
 
    Sebenarnya rumah singgah itu masih sangat layak, cuma ya vibes nya aja agak serem. Rumah singgah itu modelnya kayak apartemen sederhana dimana memiliki banyak ruangan dengan koridor yang terbuka. Kelimanya segera masuk dan disambut oleh seorang wanita paruh baya yang terus menatap ke arah ujung sepatunya, seakan tak berani menatap kelima anak itu. Padahal lima limanya cakep semua loh, mbak :'(

    Mereka diberitahu jika ruangan mereka ada di lantai tiga, di pojok sendiri. Kelimanya lantas berjalan kesana dan sampai di ruangan yang wanita tadi maksud. Yeonjun dengan santai coba membuka pintu itu, namun bersamaan dengan pintu yang terbuka, terdengar rintihan dari Yeonjun. Darah kemudian menetes dari telapak tangannya, ternyata ketika knop pintu itu didorong kedalam, sebuah jarum ikut mencuat dari sana.

  "Asu banget nih, pintu!" Yeonjun mengumpat.

  "Jangan misuh misuh di tempat kayak gini, Yeon.. pamali, anj—Astagfirullah." Kata Changbin.

  "Bentar, coba aku tanya mbak mbak tadi, punya kotak P3K atau nggak, itu jarumnya udah agak berkarat.. takutnya kenapa napa." Kata Yohan sambil berjalan menuju tangga.

  "Eh, Han! Aku ikut." Kata San sambil menyusul Yohan menuruni tangga.

  "Kita masuk dulu aja." Kata Wooyoung sambil dengan hati hati membuka pintu itu lebih lebar.

 
     Ketika Yohan dan San udah sampai di bawah, wanita itu dengan ajaibnya udah ilang. Keduanya jelas kebingungan karena mengira dia kayak penunggu ala ala resepsionis di hotel gitu. Keduanya sampai keluar dari area rumah singgah itu untuk nyariin si wanita tapi nggak ada.

  "Jangan jangan tadi setan lagi." Kata Yohan.

  "Jangan nakutin aku, Han.. aku tendang, nih?" Balas San.

  "Habis mistis banget tiba tiba ilang gitu aja." Kata Yohan, "yaudah kita nyari di toko mana gitu, pastinya ada."

    San mengangguk dan mengikuti Yohan. Untungnya agak jauh dari rumah singgah itu ada toko yang menjual plester luka, Betadine dan Rivanol secara eceran. Setelah selesai membayar, mereka berjalan kembali ke rumah singgah itu. Di tengah perjalanan, San menepuk bahu Yohan.

  "Ada yang nggak beres di rumah singgah itu." Kata San.

  "Jangankan rumah singgahnya, San.. dari awal, Tunggangalas nya sendiri aja udah nggak beres." Balas Yohan.

  "Iya, sih. Tapi betulan, tadi kamu ngeh nggak, kalo ada kayak gelas kosong di setiap depan kamar?" Tanya San.

  "Gelas kosong? Masa, sih? Aku nggak lihat." Jawab Yohan.

  "Bayangin deh, itu kenapa ada gelas di depan pintu coba?" Tanya San.

  "Iya juga, ya? Terus tadi kamu lihat ada bangkai biawak yabg digantung di atas pintu masuk, nggak? Aneh banget.. kayaknya mereka sekte pencinta bangkai, deh." Balas Yohan.

  "Heh, bahasamu -_-" Balas San.

     Ketika mereka kembali ke rumah singgah dan melangkah memasuki rumah, keduanya terkejut ketika melihat genangan darah di lantai ruangan itu. San ama Yohan langsung gelagapan ini tiga anak ditinggal bentar masa main bunuh bunuhan? Tapi kemudian mereka menemukan tiga anak itu lagi goleran di atas tikar sambil madep langit langit.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang