4. Obrolan Ringan (?)

3.4K 996 311
                                    

.
.
.

    Bel tanda pulang sekolah berbunyi, sebagian besar siswa langsung menutup buku yang membuat kepala puyeng, sebagian lagi yang dari awal jam pelajaran sudah tidur lansung bangkit dari tidurnya dan keluar kelas paling pertama karena emang nggak usah mengemasi buku yang dari awal nggak dikeluarin dari tas.

  "Yohan, ayo makan seblak." Kata Wooyoung sambil menghampiri sang bapak yang masih mengemasi buku bukunya.

  "Mau makan rame rame?" Tanya Yohan sambil menengok ke belakang tubuh Wooyoung dimana tiga anak lain lagi nungguin dia.

  "Iya, Changbin akhlaknya lagi bagus banget, jadi dia mau traktiran." Jawab Wooyoung.

    Yohan lantas tersenyum lebar, "wih, boleh tu—" Belum selesai bicara, Yohan menangkap siluet Mingi yang keluar dari kelas sendirian, dia langsung teringat dengan tawaran Mingi tadi.

  "Emm, hari ini nggak dulu deh, Yong." Yohan bangun dari duduknya sedikit tergesa.

  "Lah? Tiba tiba aja kamu kemusuhan sama seblak?" Tanya Wooyoung.

  "Nggak gitu, aku ada urusan habis ini." Balas Yohan, "kasih tau yang lain juga, aku gpp."

    Setelah mengucapkan itu, Yohan segera berlari keluar kelas. Wooyoung yang melihat kelakuan Yohan itu cuma bisa memiringkan kepalanya kebingungan, namun karena Yohan emang agak kelainan otaknya, Wooyoung cuma menganggap kalo Yohan seperti biasa dapet hidayah dengan cara ghoib nya yang lain.

  "Yohan nggak ikutan?" Tanya Yeonjun.

    Wooyoung menggeleng, "ada urusan katanya."

  "Alhamdulillah, diskon lima belas ribu." Batin Changbin, dibatin doang, kalo diucapin langsung takut dikira nggak ikhlas traktiran, walau sebenarnya betulan nggak ikhlas.

  "Dapet hidayah lagi?" Tanya San.

  "Iya mungkin, seperti biasa dengan cara ghoib versi nya sendiri." Balas Wooyoung.

  "Yaudah, daripada shuudzon dengan perut kosong, mari kita peloroti uang Bapak Changbin Cokroaminoto ini. Ghibah dan shuudzon pun, butuh tenaga." Kata Yeonjun sambil merangkul pundak Changbin yang lebih mungil darinya itu.

  "Kepalanya kena pentok pantat panci jadi kurang ajar ya, si Yeonjun." Komentar San.

  "Dari dulu kurang ajar sebenarnya, tapi karena Changbin lebih kurang ajar, ya gitu, sosok aslinya Yeonjun jadi ketutupan." Kata Wooyoung.

    Diam diam Yeonjun menekuk kedua alisnya penasaran, "Yohan habis ini mau nyetor nyawa ke siapa lagi kira kira."

.

    Yohan berlari menyusul Mingi yang cosplay jadi orang budeg. Dia udah manggil manggil makhluk itu kayak mau ngajak gelut tapi yang dipanggil nggak juga berhenti, jangankan berhenti, noleh aja nggak. Akhirnya Mingi berhenti di sebuah gang kecil yang menuju ke tegalan dimana terdapat sawah setelahnya.

  "Ayo ngobrol di sawah." Ajak Mingi.

  "Sekarang aku beneran mau mukul kamu, Ming." Ucap Yohan sambil mengatur nafasnya yang tersengal.

  "Lari segitu aja masa sampai bengek sih, kamu? Anggap aja ini persiapan lari dari kejaran warga bersenjata." Kata Mingi mulai berjalan menuju tegalan milik orang itu.

  "Ngapain juga aku mau dikejar warga? Yang bener aja kamu." Balas Yohan mengikuti Mingi dari belakang.

  "Ya, siapa tau kamu besok mau nyulik istri orang, kan?" Tawa Mingi.

  "Ga usah ngadi ngadi kamu. Jadi, apa yang mau kamu omongin?" Tanya Yohan.

  "Aku mau cerita dikit aja, kok.. tentang ahli sirkus muda yang mati karena bunuh diri." Jawab Mingi.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang