.
.
.San pulang ke rumahnya di kota untuk mengambil seragam abu abu putih cadangan yang dia punya. San sudah merencanakan sebuah penyamaran sebagai siswa SMA 7 Puncak, dia akan mengenakan seragam nasional yang San rasa SMA manapun pasti sama seragamnya.
Ibu San sempat kebingungan kenapa San pulang tanpa mengabari lebih dulu, apalagi ketika anak itu hanya pulang untuk mengambil seragam dan tidur sebelum pergi lagi keesokan harinya. San menenangkan wanita itu dan berkata jika semua baik baik saja. San mengaku hanya suntuk dengan kedamaian di Rejowerno dan ingin mencari keramaian di ibukota, refreshing katanya.
Singkat cerita, keesokan harinya San dengan seragam nasionalnya pergi ke SMA 7 Puncak. Dia menaiki bus sekolah seperti siswa lain, berbaur dengan para siswa yang masuk ke dalam gerbang SMA 7 Puncak itu. Beberapa orang menyapanya, dan beberapa lagi menatapnya dengan aneh mengingat San menggunakan eye patch untuk menutupi mata ungunya.
San kemudian mulai berkeliling di setiap gedung SMA itu, mencari ruangan Klub 513 dimana Seonghwa ditemukan mati seperti yang Hongjoong ceritakan. Udah lama dia keliling area sekolah itu sampai kram kakinya tapi juga nggak ketemu. Di ujung keputusasaannya San mendengar beberapa orang siswa bicara dan salah satu kalimat yang tertangkap oleh telinga San adalah 'Klub 513'.
San lantas menengok kanan kiri, mencari kumpulan siswa mana yang membicarakan itu. Di ujung koridor sebuah gedung yang San yakini adalah gedung kelas lama, San lihat lima siswa—laki semua yang lagi ngomong—nyerempet teriak berdiri di depan sebuah ruangan yang sebelumnya udah San cek dan ternyata cuma gudang lama. San mengamati wajah mereka satu persatu hingga satu diantara mereka sekali lagi mendatangkan perasaan aneh di benak San.
Remaja itu memiliki rambut dan mata hitam legam yang tampak serasi dengan kulit putihnya. Selain dia, ada satu anak lagi yang wajahnya mirip namun rambutnya tampak dicat pirang, San yakin mereka adalah saudara, namun si pirang itu tak membuat San merasa familiar dengan wajah ataupun sosoknya. Hanya si rambut hitam-lah yang membuat San merasa jika pernah menemuinya, didukung juga dengan otaknya yang memutar memori samar samar dari mimpi yang San dapat saat perkemahan mistis dulu.
"Apakah mereka orang yang sama?" batin San.
Mungkin memiliki insting yang kuat, salah seorang dari kelima anak itu, yang rambutnya sedikit kemerahan menengok ke tempat dimana San bersembunyi. Tak ingin tertangkap basah dan digeret ke ruang BK, San memutuskan untuk memeriksa ruangan itu sendiri setelah semua siswa pulang sehingga tak ada resiko jika dia akan tertangkap basah sebagai penyusup.Sambil menunggu, San duduk di sebuah kafe yang berada tak jauh dari SMA itu, San membuka handphone nya dan dia mendapatkan spam dari empat kawannya, grup chat yang berisikan lima anak Klub 513 juga seakan meminta San untuk membuka dan membaca pesannya satu persatu. San membaca dengan teliti apa saja yang dia lewatkan, walau sebagian besar dari pesan itu cuma berisi umpatan dan gibahan Yeonjun terhadap semua jenis kehidupan di muka bumi ini.
San kemudian sampai di bagian rencana yang pasti disusun oleh Yohan. Mereka akan pergi ke desa tetangga untuk mencaritahu soal Kidung itu, karena Yohan meyakini jika para seniman di desa lain pasti masih menyimpan lirik kidung itu dalam lisan mereka karena di desa lain tak ada skeptis buruk seperti yang ada di Rejowerno. Mereka akan berangkat ketika San sudah pulang dan secara tak langsung itu menjadi kode keras jika San harus segera kembali.
Kini jam menunjukkan pukul setengah lima sore, San segera masuk ke lingkungan SMA 7 Puncak untuk memenuhi rasa penasarannya soal Klub 513 lainnya. Sampai di depan ruangan itu, pintunya telah terkunci. Mengamalkan ajaran dari Wooyoung yang dulu langganan dikunciin di dalam kamar mandi, San membuka pintu itu menggunakan sebuah kawat yang sengaja dia bawa untuk berjaga jaga. Walau tak secepat bagaimana Wooyoung melakukannya, San berhasil membuka kunci pintu ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung Rajah
Fiksi PenggemarWooyoung : "Kode terbaik yang nggak akan lekang oleh zaman adalah nge share lagu yang mewakili perasaan lewat SW." Yohan : "Lingsir Wengi gitu misalnya?" San : "Ayang mu beda alam?" Yeonjun : "Gapapa beda alam daripada nggak punya ayang." Changbin :...