.
.
.Kelimanya speechless. Nggak ada suara di ruangan itu selain suara napas mereka sendiri, sampai akhirnya terdengar suara tawa kecil milik San—tawa yang terdengar sangat parau, tawa yang tidak pada tempatnya, namun tidak bisa disalahkan karena siapapun yang mendengarnya pasti merasakan sakit. Keempatnya segera menoleh ke arah San, dan mereka terkejut karena orang yang agaknya jarang banget nangis itu sekarang lagi nangis.
"Ini dulu aku yang nulis? Jelek banget ya, liriknya.." kata San sambil terus tertawa, "jelek banget, pas itu aku mikirin apaan, coba? Kayaknya keturunanku cengeng semua—"
San berhenti bicara karena suaranya semakin pecah, dia menutup mukanya dengan kedua tangannya. Jangan tanya, San juga nggak tau kenapa dia menangis. Perasaan itu muncul begitu saja, lirik "kapan kowe ngebaki janji dados kito malih?" membuatnya sangat sakit. San takut, dia takut mendengar apa yang dikatakan janji menjadi 'kita' lagi ini adalah soal Yeosang yang menyalahkan dirinya sendiri, bahwa Yeosang telah mengingkari janjinya dengan pemilik nama Seonghwa kala itu.
"Aku berjanji. Setelah ini, kita akan hidup di dunia tanpa kegelapan."
Sebuah suara berdenging di telinganya, kalimat asing itu menyelonong masuk ke pendengarannya. San tak tau soal kalimat itu, dia benar-benar tak tau, selama hidupnya barulah ini dia tahu. Padahal itu kalimat sepele, seperti ungkapan pahlawan dari film superhero, tapi kalimat itu terasa sangat sakit.. ini menjengkelkan, bahkan San tak tahu kenapa dia jadi begitu."San." Panggil Wooyoung sambil menggenggam tangannya. San terkejut, dia membuka mata dan menatap wajah khawatir Wooyoung dan teman temannya.
Wooyoung lalu tersenyum, "nggak apa apa. Aku juga takut, kok. Jadi nggak apa apa."
"Apa maksudmu?" Tanya San.
"Soal yang diceritain Yeonjun pas itu, soal arti pedih di lirik ini, dan cerita mendatang yang akan Yeosang ceritakan.. aku juga takut, aku berpikir kalau kita mungkin lebih aman nggak usah tahu. Membuka luka lama adalah hal yang harus dihindari, tapi disisi lain, aku ingin tahu soal hubunganku dengan Yeosang, denganmu dulu, karena aku yakin bahwa itu alasan kakek membiarkan aku hidup sejak hari itu. Dengan begitu, aku rasa, sebagai manusia, aku akan lebih bersyukur. Hal buruk apapun yang mungkin terjadi saat itu, aku memutuskan kalau aku akan mendengarnya, dengan begitu aku tak akan mengulangi hal sama. Kau ingat? Kau bilang padaku, bahwa salah satu tujuan kita belajar sejarah kita tidak mengulangi hal yang sama, agar kita berhenti saling membunuh, bukan begitu?" Jelas Wooyoung.
"Aku akan melindungi kalian semua." Suara Yohan terdengar, "makanya kamu nggak usah takut, karena emang sekarang bukan waktunya buat ngeladenin rasa takut kita. Ada banyak nyawa yang harus kita selamatkan, karena besok, kita udah nggak akan bisa melakukan apapun jika semua terlambat. Kuatkan dirimu, San, masih banyak hal yang harus kita lakukan disini. Salah satunya adalah menyembunyikan fakta kalo kidung ini ada di kita."
San mengusap wajahnya. Yohan benar, ini bukan waktunya merasa takut dengan apa yang akan terjadi di hari esok maupun hari lalu. Sekarang, seberapa takutnya mereka sama kenyataan bahwa dengan mencuri gulungan kulit hewan itu mereka sudah di cap sebagai ancaman berbahaya yang harus dibunuh jika sampai masyarakat tahu.
"Kembali ke masalah awal, dari segi mananya kidung ini dipanggil rajah?" Tanya Yeonjun.
San menunjuk sesuatu di ujung kulit hewan itu, "disini, jika kalian lihat dengan seksama, ada penggalan huruf arab gundul dan aksara Jawa yang sangat akrab dengan perwujudan rajah. Dalam sejarah masyarakat Arab Jahiliyah, mereka meyakini bahwa huruf hijaiyah mempunyai nilai kekuatan magis pada setiap abjadnya. Huruf-huruf tersebut dipercaya bisa mendatangkan hal baik jika diiringi dengan ritual dan amalan tertentu seperti sholat dan dzikir. Tapi itu bukan salah satu ajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung Rajah
FanficWooyoung : "Kode terbaik yang nggak akan lekang oleh zaman adalah nge share lagu yang mewakili perasaan lewat SW." Yohan : "Lingsir Wengi gitu misalnya?" San : "Ayang mu beda alam?" Yeonjun : "Gapapa beda alam daripada nggak punya ayang." Changbin :...