19. Pasukan Penelusur Hutan

2.8K 940 192
                                    

.
.
.

  "Kok cepet banget baliknya? Udah ketemu ama Yeosang?" Tanya Changbin yang melihat San ama Wooyoung masuk ke dalam kelas dengan wajah kusut.

    Melihat itu, Yeonjun mengira jika keduanya kena semprot Yeosang. Ya, biasa lah, kan, Yeosang kadang omongnnya agak pedes sedep gimana gitu, kan? Ketika kedua anak itu duduk di dekat mereka, keduanya menghela nafas dengan sinkronisasi yang luar biasa.

  "Kena tabur garam sama Yeosang?" Tanya Changbin.

  "San ngerusak suasana, tau!" Kata Wooyoung kesal, "masa tadi Yunho, Mingi, ama Yeosang dibuat nangis sama dia?!"

  "Njir, apa apaan kamu, San?" Tanya Yeonjun.

  "Nggak gitu :( tapi aku ngaku kalo mungkin aku salah omong, tapi kan, keadaan aku nggak tau kalo harusnya aku nggak usah bilang itu." Kata San.

  "Bentar, deh. Ceritain dari awal, San salah ngomong apa sampe tiga anak itu nangis, hah?" Tanya Yeonjun.

    Keduanya pun, menceritakan tentang kejadian di kantin tadi, Yeonjun dan Changbin jelas gagal paham kenapa omongannya San itu bisa bikin ketiga orang yang rasanya jarang banget nangis itu tadi nangis. Tapi keduanya juga nggak berani mengomentari mereka yang aneh aneh, soalnya mereka sama sama ada di sisi yang nggak tau apa apa. Bahkan jikapun Yohan yang notabennya lebih tau dari mereka ada disana, mereka yakin Bapaknya itu juga nggak bakal berani komentar.

  "Ya udah, jangan dipikir dalem dalem. Mereka pokoknya nggak marah, kan? Jadi yaudah. Mari fokus dulu sama kidung nya, biar nanti kita bisa sama sama tau soal alasan mereka nangis karena denger namanya Hongjoong Zahuwirya itu." Kata Changbin sambil meng "puk puk" San yang keliatan overthinking parah itu.

    San kemudian mengangguk sambil menghela nafas panjang.

  "Nanti kumpulan dimana?" Tanya Wooyoung mengubah topik.

  "Belum tau, Yohan belum ngabarin." Jawab Yeonjun.

  "Semangat.. guys, jangan lupa minta maaf ke orang orang rumah, siapa tau kesempatan minta maaf cuma hari ini, doang." Kata Changbin sambil ketawa.

.
.

     Jam udah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam dan entah kenapa Yohan masih belum ngabarin apa apa soal dimana mereka bakalan kumpul. Yeonjun duduk tenang di dalam kamarnya sambil terus ngeliatin jam di layar hp nya.

  "Yeon." Panggil Arin sambil masuk ke dalam kamarnya. Yeonjun menoleh dan tersenyum, bertanya ada apa.

  "Kamu beneran berangkat?" Tanya Arin.

    Yeonjun mengangguk, "udah sampe sini, mau mundur udah nggak bisa."

    Arin menghela nafas, percuma dia maksa Yeonjun buat tetep di Rejowerno dan nggak ngikut Yohan karena Yeonjun nya sendiri yang memutuskan buat ikut. Arin berjalan mendekat dan mengulurkan sesuatu. Yeonjun tertegun sejenak melihat apa yang Arin berikan padanya, namun nggak lama dia ketawa.

  "Darimana kamu dapet senjata bahaya kayak gitu?" Tanya Yeonjun menerima uluran sebuah pistol dari Arin.

  "Hyewon." Jawab Arin.

  "Mau kaget tapi karena itu Hyewon, aku ga jadi kaget." Balas Yeonjun.

    Dia memeriksa isi pistol itu dan isinya penuh oleh peluru. Yeonjun ketawa garing, ini Hyewon dapet pistol isi full darimana coba? Apa jangan jangan sebenarnya Hyewon itu koleksi pistol di rumah?

    Nggak lama kedengaran suara klakson dari luar rumah, Yeonjun bangkit dan berjalan menuju jendela kamar, kemudian dia melihat Yohan lagi lambai lambai di bawah sana, pertanda kalo ini waktunya berangkat.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang