.
.
.
Ujian akhir telah terlewati, tak ada drama apapun yang harus membuat Klub Hati Nurani ini misuh misuh sambil menyalahkan Yohan atas semua yang terjadi pada mereka. Kelas 12 IPA 2 pun menjalani minggu minggu tenang paska ujian ini dengan baik, pokoknya lancar jaya lah, kehidupan mereka.Hari ini, ketika kelas nggak ada guru kayak biasanya, Yohan menghampiri San dan menyodorkan buku harian Jeno Anaward padanya. San menatap Yohan kebingungan namun Yohan cuma tersenyum padanya.
"Bakalan susah nyariin pemilik buku ini kalo aku yang ngembaliin karena aku harus pulang-pergi dari kota ke Rejowerno. Kau akan kuliah di kota, kan? Jadi aku rasa nitipin ini ke kamu lebih benar." Kata Yohan, "lagipula, yang dititipin buku ini kan, dari awal emang kamu."
San menerima buku itu, menatapnya sebentar sebelum mengangguk. "Aku rasa aku tak akan membutuhkan waktu lama untuk menemukan pemiliknya."
"Kau sudah pernah bertemu dengannya di kota?" Tanya Yohan.
"Iya.. dan aku rasa memang itu orangnya. Kamu nggak ada niat kuliah di kota, Han?" Tanya San.
"Kalo kuliah, aku nggak ada. Tapi kalo kerja, bisa diperhitungkan." Tawa Yohan. "Kenapa? Apa kamu terbiasa sama aku terus nggak bisa ngapa ngapain sendiri?"
"Kalo mau overthinking, mah, emang begitu. Tapi karena kita berlima udah bareng bareng sejak kelas sepuluh, agak berat hati aja gitu. Kalo bisa, aku mau tetep tinggal di Rejowerno, tapi nggak mungkin kan, ya? Orang tuaku di kota udah nyiapin ini itu buat aku kuliah." Kata San.
"Yaudah pergi aja. Sesekali ya, pulang kampung. Atau gantian nanti aku sama Wooyoung nyusulin kamu ke kota. Yeonjun udah punya rencananya sendiri dan nggak ada dari kita yang boleh ikut campur, Changbin cepat atau lambat juga bakal memutuskan pilihannya sendiri. Kalo anak dua itu mah, aku nggak ada khawatir sama sekali, Changbin udah terbiasa sama berjuang sendiri, dan Yeonjun, yah.. nggak ada yang perlu dikhawatirkan dari anak agak sinting itu." Jelas Yohan.
"Bahasamu, Han." San ketawa.
"Lha kan, emang agak sinting si Yeonjun." Balas Yohan.
.
Hari ini hari keberangkatan San ke kota. Keempat temannya mengantar dia ke stasiun dan itu bikin mereka semua deja vu. Mereka berpelukan erat untuk waktu yang lumayan lama, beneran mereka cuma pelukan tanpa ada yang ngomong apa apa. Sampai suara pemberitahuan untuk semua penumpang kereta dengan jurusan kota diminta segera memasuki gerbong kereta.
"Hati hati, San. Jaga kesehatan disana, baik baik." Kata Changbin. Dia nggak punya apapun lagi yang harus dikatakan, semuanya terasa begitu aneh. Berbeda dengan pertama kalinya mereka mengantarkan San kala itu.
"Cari temen yang bener, jangan nyari yang kayak Yohan." Kata Yeonjun sambil mengusap kepala kawannya itu.
"Aku diem doang, juga kena hinaan, Astagfirullah." Kata Yohan.
"Yang rukun sama kehidupan." Kata Changbin.
"Jaga diri baik baik, San. Jangan lupa sering sering ngirim pesan." Kata Wooyoung sambil memeluk kawannya itu.
San mengangguk, setelah Wooyoung melepas pelukannya, San berjalan menuju gerbong kereta, namun dia berhenti. Tiba tiba aja gitu, dia ngarasa kakinya berat banget diajak melangkah. Dia lantas berbalik dan berlari untuk memeluk Yohan. Keempat kawannya jelas terkejut, namun setelahnya mereka tertawa, mentertawakan San.
"Kenapa?" Tanya Yohan mengusap kepala belakang kawannya itu.
"Gapapa, pingin peluk aja." Jawab San.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung Rajah
FanficWooyoung : "Kode terbaik yang nggak akan lekang oleh zaman adalah nge share lagu yang mewakili perasaan lewat SW." Yohan : "Lingsir Wengi gitu misalnya?" San : "Ayang mu beda alam?" Yeonjun : "Gapapa beda alam daripada nggak punya ayang." Changbin :...