*11*

594 49 3
                                    

"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia."-Ali bin Abi Thalib



|•••|

"Abi, bukan kah aku bakal dikirim ke Yaman untuk pendidikan dan itu juga permintaan dari pendahulu beserta abi?"

"ya"

"lalu apa Tia pergi ke Yaman juga?"

pertanyaan itu mampu membuat Abi menoleh ke arah Alwi dengan pandangan menggoda

"maksudnya tuh-"

"iya iya Abi tau kok alasan kamu nanya kayak gitu"

Abi yang menjawab itu dan sempat memotong pembicaraan Alwi

"Tia akan belajar di Yaman juga karna dia udh menandatangani surat warisan itu yang berisi kayak sebuah perintah kalok Tia gak ngelakuin perintah itu berarti dia ga bakal dapet warisan"

jelas Abi panjang lebar dan Alwi hanya menganggukkan kepala dan diam sebentar lalu beberapa saat kemudian Alwi ijin untuk kembali ke kamar nya

sesaat di kamar nya dia duduk di kursi dan tersenyum sembari memegang handphone nya dan melihat foto dimana semua keluarga Tia beserta abi dan Alwi berfoto

di sana Alwi tak melihat foto nya ataupun foto orng lain yang Alwi lihat hanya satu yaitu gadis yang bermata sipit serta tinggi Bandan yang lumayan

"astagfirullah!"

sesaat Alwi melihat foto dia ber istighfar sebanyak mungkin karna yang dia lakukan itu zina mata

"ya Allah maafin Alwi, Alwi khilaf" ucap Alwi sambil mengusap dada nya

"sholat² jangan mikir yang lain"ucap Alwi dan langsung melaksanakan sholat Dhuha

namun disisi lain•••

"kok tiba² gatel ya telinga ku? apa ada yang omongin aku di belakang?"

"heh Tia kamu kenapa?"tanya paman Tia dengan santai dan langsung duduk di kursi koridor rumah sakit

ya!

rumah sakit, ayah Tia sedang sakit maka dari itu dia kemarin tidak terlihat sama sekali

"kamu gamau masuk ke kamar pasien?"tanya paman Tia dengan lembut serta mengelus rambut

"buat apa?"tanya Tia santai

Tia dan ayah nya kurang akur hanya gara² Tia lebih hebat di bidang non akademik dan ayah nya Tia marah

ayahnya Tia menganggap bahwa bidang non akademik tidak akan menguntungkan bagi siapa saja

dan setelah itu dulu ayah nya Tia pernah berkata kepada adik nya yang sd

'ayo belajar kamu mau kayak mbak mu itu? cuman bisa gambar doang'

satu kata yang menusuk tapi emng kenyataan bahwa Tia lebih mahir menggambar dari pada yang lain

ceklek...

"assalamualaikum"

ayah nya Tia yang berawal sedang merengut karna semua anaknya menjenguk nya terkecuali anak kedua nya ini

dan sekarang dia merasa senang karna anak nya ini datang untuk menjenguknya setelah sekian lama nya

"aku cuman mau ngasih buah"ucap Tia dengan nada dingin serta tatapan tajam

"gamau nungguin bapak?"tanya ayah nya Tia dengan nada sedikit bergetar

"ga, ngapain anak ga berguna nungguin orang pinter?"jawab Tia dengan nada datar nya

Anna Uhibbuka Fillah (Alwi Assegaf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang