pagi hari yang gelap karena hujan yang akan datang, suasana pagi ini sama dengan suasana hati tia. Saat tengah malam tia mendapat telfon bahwa sang ibunda berada di rumah sakit karena terkena penyakit.
sudah berjam jam tia menangis dan merengek kepada alwi agar cepat mengemudi mobilnya, alwi hanya bisa diam dan menuruti keinginan sang istri. "kak, ayo lebih cepet ya?"
alwi menghela nafasnya "kalau kita ngebut dan terjadi sesuatu di jalan gimana? itu bakal membuat keadaan ibu jadi drop sayang" ucap alwi yang berusaha menjelaskan kepada sang istri karena ia rasa mobil yang dipakai sudah cukup cepat.
"kok kakak ngomong yang jelek-jelek gitu?" tanya tia yang sedikit meninggikan nadanya.
alwi yang mendengar kesalahpahaman sang istri itu pun berusaha menjelaskan dengan tenang namun omongannya itu dibantah dengan cepat oleh sang istri "bukan seperti itu yang kakak maksut, tapi-"
"bilang aja kakak gamau nurutin aku" bantah tia yang kemudian ia berbalik badan lalu menoleh jalanan yang basah karena hujan yang turun begitu lebat.
alwi terkejut dengan omongan sang istri itu kemudian menoleh kearah sang istri "jangan salah paham dulu sayang" ucap alwi dengan halus, tia yang mendengar itu merasa luluh dan hanya diam menatap langit gelap lewat jendela mobil.
tak lama jemudian karena hawa sudah semakin dingin, tia mengelus punggung tangannya dan sedikit menggigil. Alwi yang melihat itu memberhentikan mobilnya di pom bensin terdekat "bilang kalau kedinginan, jangan diem aja" ucap alwi sembari memakaikan jaket tebal miliknya.
tia yang menerima perlakuan hangat dari alwi itu hanya menyembunyikan malu-malu nya dari sang suami "lucu juga kalo lagi malu-malu gitu" celetuk alwi
tia memasang muka datar saat suaminya berkata seperti itu, "kakak ga kedinginan?" tanya tia to the point yang dijawab gelengan kepala oleh alwi "mau makan?" tanya alwi sembari memberhentikan mobilnya karena antrian bensin yang panjang
tia menggelengkan kepalanya dan kembali melihat keluar jendela, alwi menatap sang istri itu dengan penuh kecemasan yang menghantuinya "nanti kalau kamu sakit gimana?" tanya alwi yang masih berusaha membujuk tia agar mengisi perutnya walaupun sedikit
"gamau" tolak tia tanpa menoleh ke alwi sedikitpun, alwi menghela nafas panjang dan kembali menatap faokus kepada antrian yang mulai dekat. Namun meskipun alwi duduk dengan diam tia melirik ke arah alwi yang terlihat gelisah dan ketakutan
tia tahu bahwa alwi adalah orang yang begitu perhatian dan ptotektif kepada dirinya namun sikap protektifnya itu sangat membuat tia juga tidak bisa tenang seperti sekarang, tia tahu bahwa alwi juga merasa lapar namun ia tetap tak mau makan karena dirinya juga tak mau makan karena tiba-tiba saja nafsu makan nya hilang
"kakak gamau makan?" tanya tia spontan yang membuat alwi menoleh kearah nya "gamau" jawab alwi tanpa melihat kearah sang istri, hal itu membuat tia mengernyitkan dahinya dan bertanya-tanya di dalam hatinya
'kenapa responnya kakak gitu ya?'
tak lama kemudian alwi keluar mobil dan berbicara kepada bapak-bapak penjaga pom bensin, saat alwi diluar tia memperhatikan gerak gerik alwi dari dalam mobil, melihat alwi yang dikenali oleh beberapa orang disana dan disapa dengan baik serta senyuman alwi yang manis membuat tia luluh
"masyallah ganteng banget, suami siapa sih?" ucap tia sembari tertawa geli
"suami aku dong" lanjutnya
setelah selesai mengisi bensin, alwi langsung kembali kedalam mobil dalam keadaan wajah yang suram, setelah itu tia memberanikan dirinya untuk berbicara kepada alwi "kak, mampir ke supermarket ya?" pinta tia
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna Uhibbuka Fillah (Alwi Assegaf)
Romancehai guys ini cerita pertama aku jadi maaf kalok banyak typo ya.... tapi ini cerita fiks author yang mikir, ingat author yang mikir ok. see you next time 🗿😌....