*16*

407 43 2
                                    

lima tahun kemudian...

sudah lima tahun tia menjalani pembelajaran disini lima tahun juga yang menemani dia di sini

banyak sekali kenangan yang indah dan juga kenangan yang buruk banyak kejadian yang sangat tidak terduga

salah satu nya adalah undangan pernikahan fia dengan orang yang ia sukai. Gus fikri, seorang lelaki yang ia idam-idamkan

sudah bertahun tahun ia merayu Allah agar mendapatkan lelaki itu, bahkan fia sendiri juga tahu jika tia menyukai Gus Fikri bertahun tahun

tapi nyatanya Allah berkehendak lain, tia duduk di atas ranjang sambil menangis dengan sesegukan

muza yang berawal sedang tidur diatas almari lalu mendengar suara tia saat menangis sehingga muza bangun dan terbang menuju pangkuan tia

muza membuka sayapnya dan menaruhnya telat didepan muka tia yang mengisyaratkan untuk berhenti menangis

"kenapa harus dia sih?! aku juga suka sama Gus, tapi kenapa harus fia!"

"percuma aku berdoa selama bertahun-tahun menjunjung namanya dan merayu Allah jika yang mendapatkan Gus itu teman aku sendiri!"

brak! prang! dug!

tia memukul semua barang yang ada di dekatnya mulai dari kaca tembok hingga vas, sampai ia lupa dengan dirinya sendiri

darah bercucuran dari tangan tia namun, hal itu tidak ia hiraukan tia terus menerus memukul tembok sekuat tenaga

ceklek!

tiba tiba saja pintu kamar tia dibuka dan memperlihatkan pengacara kai yang berdiri di ambang pintu sembari terkejut melihat keadaan tia serta kamarnya yang berantakan

pengacara kai menjatuhkan handphone nya dan berlari kecil menuju tia yang sedang memukul tembok

dug! dug! dug!

"tia udah! tanganmu bisa luka klo kaya gitu terus!"ucap pengacara kai yang berusaha menenangkan tia

"kenapa harus fia! aku juga cinta om, aku cinta sama Gus tapi Allah memberikannya kepada orang lain! tia benci Allah!"ucap tia tak sadar

"kamu ga boleh gitu!, sekarang berhenti dulu! kamu jangan melakukan hal bodoh lagi!" tia yang mendengar bentakan dari pengacara kai langsung terduduk lesu di lantai

wajah tia terlihat sangat pucat dan darah ada dimana mana tangan yang putih bersih sekarang bersimbah darah dan luka

ruangan yang selalu ia tempati sekarang sudah hancur lebur seperti kapal pecah
tia berusaha menenangkan diri sembari menunggu pengacara kai yang mengambil ponselnya.

"kamu ga boleh gitu nak, jangan berlebihan"ucap pengacara kai "berlebihan? om bilang ini berlebihan?! emang nya om tau ap-"amarah tia terpotong dengan penjelasan dari pengacara kai

"om tau semuanya, sudah lama kamu suka dengan Gus Fikri kan, mungkin saja kenapa Allah menjodohkan Gus Fikri dengan orang lain karena ia tidak cocok denganmu nak"

"jangan salah paham dulu dengan ketentuan Allah, Allah maha mengetahui segala nya sekarang kamu bersihkan luka mu dan kita bertemu di bandara tiga jam lagi"

"kita mau kemana?"tanya tia

"pulang ke Indonesia untuk menghadiri acara pernikahan fia dan Gus Fikri "jelasnya

tia terlihat lemas tak berdaya dengan berita yang beredar, beberapa menit tia duduk di lantai akhirnya dia berdiri dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri

setelah beberapa menit tia mandi selanjutnya ia menuju meja belajar untuk mengobati lukanya

"ssstt" tia mengeluarkan suara rintihan saat memberi lukanya antibiotik

Anna Uhibbuka Fillah (Alwi Assegaf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang