*17*

393 40 3
                                    

gedung pernikahan ...



'tema yang indah' ucap tia di dalam hati saat melihat dekorasi pelaminan yang soft, pelaminan ini di dominasi oleh warna pink dan putih serta properti yang berwarna emas

terlihat sepasang kekasih sedang membeberkan kemesraan mereka oh tunggu!, bukan kekasih tetapi suami istri

mereka telah sah menjadi suami istri semenjak beberapa jam yang lalu, tia mendengarkan Gus Fikri yang melantunkan ijab kabul yang lancar serta tegas

POV ...

'Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan'

'para saksi sah?'

'sah!'

tes ...

satu tetesan air mata lolos dan menembus cadar yang tia kenakan, sakit namun tak berdarah, itu yang kini ia rasakan

melihat teman yang ia percaya sebagai rumah curhatnya sekarang dinikahi oleh pria yang ia sukai

satria dan Yogi yang duduk di sampingnya hanya bisa menenangkan lewat ucapan saja dan tak berani berkutik saat melihat air mata jatuh dari mata yang indah itu

'its okey, masih banyak cowo lainnya kok'ucap Yogi yang makin membuat tia menangis sesenggukan

'lu ngomong apaan sampe bikin tia tambah nangis gi?! gila lu'ucap satria yang panik saat melihat cadar cream nya itu basah dengan air mata nya

'gw cuman mau nenangin dia sat'ucap Yogi yang juga ikut panik melihat tia kembali menangis

'aku mau ganti cadar dulu ya, sambil nenangin diri di kamar mandi' setelah mengucapkan itu tia langsung bergegas mengambil cadar cadangan di tasnya lalu pergi menuju kamar mandi

satu jam kemudian ...

sudah satu jam tia berada di kamar mandi, ia hanya terduduk di wc dan melamun ntah memikirkan apa

tak lama kemudian tia merasa tangannya bergetar karna benda pipih yang ia pegang, setelah mendapat panggilan dari Yogi, tia langsung kembali ke aula

'kita salaman sekarang?'tanya pengacara kai kepada mereka bertiga

'rame banget om, nunggu sedikit lebih renggang barisannya'. usul Yogi

POV END ...

terhitung sudah satu jam mereka menunggu antrian orang yang ingin bersalaman dengan kedua mempelai

tia berdiri dan mengambil nafas berat untuk melihat ke arah pelaminan yang sangat cerah itu

"ayo"ajak tia dengan nada yang tegas dan sedikit mengambil nafas gusar

Yogi, satria serta pengacara kai hanya mengikuti ucapan tia agar ia tidak sedih lagi

saat berada di samping pelaminan hal yang seharusnya tidak dilihat oleh tia malah terlihat dengan jelas membuat tia kembali meneteskan air mata

tia melihat Gus Fikri senang menyuapi istrinya dengan tatapan serta senyuman yang manis ia berikan kepada istrinya itu

tia memalingkan wajah kearah belakang dan mengeluarkan air mata sedikit. Hal itu terlihat oleh yogi satria dan pengacara kai dengan jelas

"udah gausah nangis lagi, tia anak kuat!"ucap pengacara kai dengan tangan kanan setengah diangkat dan jari jemarinya di tekuk seperti sedang membentuk batu

Anna Uhibbuka Fillah (Alwi Assegaf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang