*21*

521 46 3
                                    


'gapapa nak, masih banyak wanita lain'

"tapi Alwi mau dia mi"

'sayang dengerin ummi ya, Allah telah mengatur jodoh kita, jadi kamu khawatir'

'bagaimana kalau ummi jodohkan dengan anak nya temen ummi'

'dia cantik, lulusan pondok pesantren di Mesir'

"Alwi butuh waktu, jangan dulu ya mi"

'iya, ummi paham'

"kalau begitu Alwi tutup ya telfonnya"

'iya'

tut...tut...tut...

• • • •

hawa dingin terasa di taman ini, rasanya seperti menusuk kulit Alwi. Langit yang terlihat gelap menyelimuti daerah ini

sepertinya akan turun hujan yang lebat pada hari ini. Alwi tetap duduk di bangku taman kecil itu sembari memandang langit yang seperti tau apa yang Alwi rasakan

sakit tapi tidak berdarah, hancur harapan Alwi untuk meminang tia. Bahkan ia sudah merayu pencipta nya agar didekat kan olehnya

namun, hal itu sama sekali tak terjadi. Orng yang Alwi sayangi kini telah dipinang oleh lelaki lain

tes
.
.

air mata Alwi jatuh saat ia merasakan denyutan di area dadanya. Ia meminta ampun kepada Allah karena terlalu mengagumi wanita itu dan lupa akan larangan yang Allah berikan

"ya Allah, hamba mohon ampun kepadamu, tolong ampuni hamba ya Allah"

Alwi terus mengucapkan perkataan itu terus menerus dan mengeluarkan air matanya. Tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya hingga membuat Alwi basah kuyup

pada kesempatan ini Alwi mengeluarkan semua air matanya dan tak terlihat oleh siapapun karna tertutup oleh hujan. derasnya hujan membuat Alwi menggigil kedinginan

wajahnya pucat dan badanya terasa dingin, matanya yang merah akibat menangis membuatnya terlihat menakutkan

beberapa menit kemudian Alwi merasakan tetesan hujan tak mengenai tubuhnya lagi. Seperti ada yang menutupi dirinya dari hujan

Alwi menoleh ke belakang dan nampak tia berdiri di belakang tubuhnya dengan raut wajah yang khawatir

"kakak ini udah tau hujan malah disini!, kenapa gak pulang aja!?"

"kakak mau sakit?! jangan ngelakuin yang aneh aneh dong!"

"wajah kakak aja udah pucat kayak gitu masih mau main hujan!?"

tia mengomel saat mengetahui Alwi sedang duduk di taman kecil ini. Taman rumah yang keliatan kecil ini memang tak seberapa namun, hawa disini sangat sejuk itu yang membuat Alwi betah duduk disini

Alwi diam dan tak menggubris Omelan tia dan ia tetap menunduk memainkan jarinya sembari mengeluarkan sedikit air mata

tia melihat badan Alwi yang gemetar bukan karna kedinginan tapi karna menangis. Setalah itu tia diam dan tidak mengomel lagi sehingga membuat Alwi menoleh ke arahnya

"kakak ada masalah ya? jangan nangis, nanti di ketawain sama malaikat"

Alwi memalingkan wajahnya dari hadapan tia. Hal itu membuat tia sedikit tertawa karna muka Alwi yang merah karena tangisannya sendiri

"udah kak gausah nangis, hidungnya udah merah kayak saus tomat hahaa"

Tia mencoba untuk menghibur Alwi yang sedang sedih. Tapi, bukannya senang atau tertawa alwi malah protes karna hidungnya diejek seperti tomat

Anna Uhibbuka Fillah (Alwi Assegaf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang