*31*

607 56 3
                                    

DIUSAHAKAN VOTE DAN KOMEN YA TEMAN TEMAN SEBELUM MEMBACA CERITA INII‼️⚠️
-----------------------------------------------------------------

"permisi, bisa minggir sebentar? saya mau bicara dengan calon suami saya" ucap gadis yang bernama Meera itu

tanpa persetujuan tia, Meera langsung menerobos dan berdiri di tengah-tengah badan Alwi dan tia. Dengan menjatuhkan salah satu kotak kado yang terlihat lumayan berat

Meera menjatuhkan kotak kado itu tepat di kaki sebelah kanan milik tia. Alwi yang tak sempat menolong istri nya itu pun khawatir saat sang istri merintih kesakitan

duk!!

"aww!"

Aminah yang terkejut dengan perbuatan Meera itu pun langsung membentak dan memarahi Meera dengan tatapan tajam

"lo yang bener dong kalo megang barang!! dasar ga guna!!" bentak aminah dengan nada emosi

semua orang yang berada di rumah itu langsung menoleh kearah keributan dan abis serta ummi langsung menghampiri tia serta diikuti dengan saudara yang lain

"ada apa ini?!!" tanya ummi yang khawatir saat melihat tia merintih kesakitan

"kak meera tuh, megang barang aja ga bener" protes Aminah dengan menunjuk kearah Meera

"honey, aku di marahin sama adik kamu" ucap Meera yang mengadu ke Alwi dengan manja

" pak Husen, antum bisa menjauhkan anak antum dari Alwi?" pinta Abi

ayah dari Meera itu pun terkejut "loh , kan dikit lagi kita jadi besan, ngapain dipisah anak anak kita?, emang antum ga kasian sama anak ane?" jawab pak Husein dengan tegas

"tapi alwi udah saya nikahkan! dan saya tidak suka jika rumah tangga anak saya di ganggu!" ucap Abi dengan nada tinggi

"emang siapa sih istri Alwi?" tanya wanita tua yang berdiri di samping pak Husen

tia berdiri dibelakang tubuh Alwi dan Abi lalu menatap Alwi serta Abi dengan tatapan takut. kemudian Abi menenangkan tia agar tenang dan tidak ketakutan

tia menggenggam erat tangan Aminah serta Annisa dengan tangan bergetar hebat "emang siap sih istri alwi?" tanya Meera dengan nada meremehkan

Abi menatap mata semua orang dengan ragu untuk memberitahu kebenarannya "tuh kan pada bohong semua, terima aja kenyataan nya bahwa Alwi bakal menjadi suami aku" ucap Meera dengan tatapan menggoda ke Alwi

"gausah gatel suami orang" seru aminah dengan tatapan tajamnya

"anak kecil gausah ikut campur" sarkas Meera yang membuat tia geram

"bukannya anda yang menjadi anak kecil disini?" saut tia dengan berani dan melangkah maju melewati tubuh Alwi serta Abi

"udah dateng ke rumah orang tanpa mengucapkan salam lalu membuat kerusuhan, seperti anak kecil yang tak dituruti keinginannya"

"anti ga lihat tubuh anti? paling kecil disini, bahkan dibandingkan aminah antum kalah saing, dasar anak kecil"

"MAKSUT-"ucapan Meera terpotong karena celotehan dari sang ibunda Meera

"anti ga mungkin bisa bersama Sayyid karena, Sayyid itu hak Syarifah dan Syarifah dengan Sayyid itu serasi sama sesama sekufu, keturunan Rasulullah intinya ahwal serasi dengan ahwal dan Sayyid itu serasinya hanya dengan Syarifah!"

"dan pasti anti bukan seorang Syarifah"

tia yang mendengar penjelasan dari Santi ibu dari Meera itu langsung terdiam mematung. Semua orang yang melihat tia tak bisa menjawab itu juga sedang mencari akal

Anna Uhibbuka Fillah (Alwi Assegaf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang