07 - Shy Boy

1.2K 141 6
                                    

Pagi berikutnya, tidak ada sinar mentari yang memasuki celah-celah pintu dan jendela kamar [Y/N] seperti biasanya. Awan mendung tengah menutupi langit biru yang seharusnya menjadi awal yang baru bagi gadis berusia 21 tahun itu. Ia bangun dengan keadaan lesu dan mata yang berat. Rambut [H/S]nya begitu berantakan dan kusut, padahal ia baru saja mencuci rambut hari sebelumnya.

Merasa kurang enak badan, ia pun berencana untuk meminta izin kepada atasannya bahwa ia tidak dapat hadir ke kantor hari ini. Masih dengan mata yang mengantuk, ia pun mencari ponselnya yang tidak tahu keberadaannya di mana. Ia terkejut saat mendapati ponselnya ternyata terjatuh dari ranjang dengan posisi layar menghadap lantai.

"AAAAAAA!!!!"gadis itu pun berteriak kencang, takut jika layar ponselnya retak atau pecah. Ia buru-buru meraih ponselnya itu dan bernapas lega saat dilihatnya layarnya masih mulus seperti baru. Ia pun mencoba untuk menyalakannya namun ternyata ponselnya tersebut kehabisan baterai. [Y/N] sedikit mengernyitkan keningnya, lalu tanpa berpikir panjang ia langsung mencolokannya dengan kabel pengisi daya. Sembari menunggu, ia segera keluar kamar dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh dirinya.

Sehabis mandi, [Y/N] lalu menuju dapur dan menyiapkan sarapan untuk dirinya. Tidak perlu banyak, hanya telur dan beberapa roti panggang dan selai cokelat. [Y/N] memang tidak mau ribet dalam membuat sarapan, yang ia mau adalah sarapan tersebut bisa mengenyangkan perutnya. Ia makan dengan sangat pelan dan mengunyah dengan tidak seperti biasanya. Bagaimana tidak, 2 hari belakangan ini ia diserbu dengan perasaan campur aduk dari seorang pria yang sukses membuatnya terpuruk.

"Ran? Astaga, aku melupakan yang tadi malam!"[Y/N] seketika teringat sesuatu dan beranjak dari kursi makannya lalu berlari menuju kamarnya dan meraih ponselnya yang baru terisi setengah daya. Ia langsung menghidupkannya dan memeriksa direct message Ran Takahashi. Saat itu juga, [Y/N] hampir menahan napasnya lantaran isi kotak pesan yang belum terkirim olehnya, berisi dengan huruf U yang sangat banyak. Ia pun teringat tadi malam ia ketiduran dengan posisi masih mengetik. [Y/N] bersyukur karena pesan tersebut tidak terkirim olehnya secara tidak sadar. Kalau terkirim, Ran pasti menganggapnya ia adalah gadis paling aneh di muka bumi.

[Y/N] pun memutuskan untuk membatalkan isi pesan yang akan dikirimnya kepada sang idola.

"...nanti saja deh, lagipula ini masih terlalu pagi untukku."ucapnya pelan. Setelah itu, ia segera membuka laci obat-obatan dan mengambil satu jenis obat untuknya, obat penurun demam. Ia juga mengirimkan beberapa pesan untuk atasannya untuk meminta izin tidak hadir ke kantor. Ia pun tidak lupa mengabari Jocelyn bahwa ia hari ini tidak bisa keluar rumah lantaran sakit yang dirasanya.

Setelah bersiap untuk tidur kembali dengan perasaan yang campur aduk, ponselnya yang ia letakkan di atas nakas berdenting satu kali. [Y/N] mulai mengkerutkan keningnya. Ia menerka itu adalah pesan balasan dari atasannya atau Jocelyn. Namun karena penasaran tidak mengecek langsung, ia pun segera memeriksanya dan napasnya tertahan saat melihat pesan dari seseorang yang tidak ia duga.

 Namun karena penasaran tidak mengecek langsung, ia pun segera memeriksanya dan napasnya tertahan saat melihat pesan dari seseorang yang tidak ia duga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dopamine | Ran Takahashi x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang