38 - Gaze

491 95 1
                                    

Sesuai perkiraan [Y/N], kini seluruh penonton yang berada di luar arena memandanginya dengan sorot mata bertanya-tanya. Meski pengamanan yang dilakukan Rui tidak terlalu mencolok, tapi tetap saja menjadi pusat perhatian orang-orang.

Hanya dengan cara ini [Y/N] tidak langsung berkontak dengan penggemar Ran yang kini menyorotinya dengan tajam. Rui juga berupaya agar jalan di depannya terbuka lebar. Berlebihan memang, tapi hanya ini caranya agar [Y/N] tidak dikerubungi.

Setelah menyodorkan tiket kepada petugas loket, mereka memasuki arena masih dengan posisi yang sama, melindungi [Y/N] hingga di kursi tribun. Kedatangan mereka di dalam arena juga mencuri perhatian penonton yang tadinya berfokus dengan lawan tim Jepang kali ini yang sedang latihan.

Kursi yang ditempati [Y/N] dan lainnya kurang lebih sama seperti kemarin. Di sana sudah ada Jocelyn dan Daniel yang menunggu jalannya pertandingan. Jocelyn tampak menoleh sebentar lalu memalingkan wajahnya, masih enggan berkomunikasi dengan [Y/N]. [Y/N] memakluminya.

Setelah menata posisi duduk, [Y/N] menyadari pengamanan tadi berjalan lancar dan tidak ada yang mendekatinya. Namun yang ia cemaskan saat ini adalah berita di media sosial yang mungkin sudah meliput dirinya dengan pengamanan ketat barusan.

Tadinya ia menatap sekilas sekelilingnya di luar arena, dan benar tatapan mereka mengisyaratkan ketidaksukaan serta ada yang terpukau juga. Jika saja saat itu dirinya tidak diserbu kameramen serta wartawan di kantor penerbit, mungkin ia tidak akan pernah berpikir dengan rencana Rui. Buktinya para wartawan dari stasiun televisi hanya bisa memandang dari jarak cukup jauh dan tidak bernyali mendekat.

"Bagaimana tadi? Apa perasaanmu?"Rui duduk di kiri [Y/N], sementara Anry ada di kanannya. Teman satu klub Rui duduk sepanjangan kursi, dan Jocelyn serta Daniel duduk di depan mereka.

"Pertama, aku tidak diserbu seperti kemarin, kedua aku merasa aman walaupun tatapan mereka mengintimidasi."[Y/N] tersenyum simpul, merasa lebih baik. "Hanya saja, aku sedikit cemas jika mereka mengatakan aku orang yang berlebihan sampai harus dikawal begitu, sudah seperti orang penting saja."

Rui memberi kode, memintanya menahan kalimatnya. "Kau penting bagi Ran, [Y/N]. Aku jujur saja, Ran tidak pernah sesayang ini dengan seorang perempuan. Jika ia sudah melakukan hal seniat itu, artinya kau penting baginya. Urusan tidak disukai orang biarlah menjadi urusan belakangan, yang penting kau aman."

[Y/N] mematung. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini seumur-umur. Alih-alih diberi pengamanan, ia justru pernah terdorong gerombolan penggemar artis ibukota di salah satu mall yang penjaganya berbadan besar. Ia bahkan sampai merutuk saking kesalnya, dan ternyata ia mulai merasakannya hari ini. Bedanya tidak ada penggemar yang menghampiri dirinya.

Atlet tim voli Jepang sudah memasuki arena untuk latihan singkat sampai pertandingan dimulai. [Y/N] melihat Ran memasuki arena sambil berlari kecil. Ran fokus dengan apa yang ada di depannya. Masahiro Sekita sebagai pengumpan atau setter tim akan mengumpan bola kepada rekan timnya. Bola yang diumpan tersebut akan dipukul secara bergantian. Sesi latihan seperti itu kerap mengundang atensi penonton untuk melihat seberapa kuat pukulan mereka.

Seperti biasa, sosok Ran langsung menjadi pusat perhatian saat gilirannya memukul bola. Diketahui Ran memiliki pukulan yang bagus, tapi tidak sekencang Yuji yang menjadikan dirinya sebagai seorang ace.

Masahiro Sekita mengumpankan bola pada Ran kemudian pemuda itu melompat tinggi dan memukul bolanya. Pukulan smash barusan menggema ke seluruh penjuru arena, penonton pun bertepuk tangan. [Y/N] ikut bertepuk tangan melihat pacarnya melakukan pukulan yang baik.

Usai latihan tersebut, kini kedua tim memasuki arena setelah host memberi aba-aba. Nama-nama serta posisi anggota tim disebutkan saat mereka memasuki tengah arena. Kemeriahan arena membungkus padat lapangan di tengah. Atmosfer yang dihasilkan para penonton membuat para atlet semakin bersemangat untuk bertanding.

Dopamine | Ran Takahashi x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang