Dua : Rencana Besar

137 23 22
                                    

"Saya dibully," lapor Mitya keesokan harinya langsung menghadap guru BK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya dibully," lapor Mitya keesokan harinya langsung menghadap guru BK. Seketika Bu Dongek—singkatan dari Dodol dan Congek, nama panggilan para siswa karena menurut mereka guru BK sekolah ini tidak membantu sama sekali—menegakkan tubuh dan membenarkan kacamatanya. Mitya tahu percuma melaporkan masalah kepada Bu Dongek, toh beliau paling kasih saran seenak udel kemudian minum teh. Namun, Mitya mencoba karena paling tidak pengaduannya bisa didengarkan oleh pihak sekolah.

"Dibully seperti apa?"

Mitya menarik napas sejenak berusaha meyakinkan diri. "Saya ditubruk dengan sampah dan disiram pakai air."

Bu Dongek mengangguk pelan. "Kapan kejadiannya? Boleh diceritakan?"

"Kemarin, waktu pertandingan basket sekolah kita melawan SMA Surya Pagi. Saya ke toilet sebentar, kemudian mereka datang dan mengunci saya dari luar."

"Mereka? Lebih dari satu orang?"

Mitya mengangguk pelan dan entah kenapa rasanya hal ini berhasil membuatnya lebih tenang, sampai pada akhirnya Bu Dongek bertanya, "siapa saja orangnya?"

Mitya menggeleng ragu untuk menyebutkan nama orang-orangnya. "Donna."

"Si anak taekwondo?" Mitya mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Bu Dongek. "Harus diberi peringatan anak itu, bela diri malah dipakai untuk menghajar anak orang."

"Ada Nicole."

"Hmm, ibu gak kenal siapa dia. Ada lagi?"

"Bonny."

Bu Dongek terhenti. Tepat setelah nama siswi kebanggaan sekolah itu disebutkan, guru BK itu tersendat dalam proses pencatatannya. Ia kemudian melirik Mitya dengan sirat keraguan. "Bonny kan anaknya baik, pinter, kok bisa sih bully orang?"

"Ya... don't judge a book by its cover. Bonny mungkin gak seperti yang Ibu pikir."

Bu Dongek merubah sorot matanya menjadi menyelidik. "Ibu memang beberapa kali denger anak taekwondo atau karate ngebully orang, tapi ibu gak pernah denger kalo Bonny ngebully siswa lainnya."

"Ibu gak percaya sama saya?"

Bibir Bu Dongek mengerucut seketika. "Ya... ini bisa jadi trik kamu buat ngejatuhin saingan kamu."

Ingin rasanya Mitya salto di tempat mendengar kalimat itu melintasi saluran telinganya. Baru saja ia merasa aman, tapi seketika Bu Dongek langsung menyobek-nyobek rasa nyamannya. "Satu lagi Miranda, Ibu percaya dia ngebully saya?"

Bu Dongek langsung menutup buku catatannya dan meminta Mitya keluar ruangan secara halus. Mitya kaget bukan main kala diperlakukan seperti itu. "Mereka semua ngebully saya lho, Bu. Perundungan itu jadi alasan bunuh diri siswa-siswa di sekolah."

"Kamu tahu dan semua orang tahu seharusnya gak berurusan dengan Miranda, jangan pernah."

Mitya mengepalkan tangan dan meringis. "Itu berarti saya tidak punya kesempatan melaporkan ini ke kepala sekolah?"

Nicole Sullivan is A Weirdo [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang