Satu SMA dibuat heboh ketika cewek tak dikenal, bernama Nicole, tiba-tiba menyatakan cinta pada cowok populer di sekolah. Mengherankannya, dia diterima.
Semenjak itu, Nicole kerap menjadi buah bibir karena sering melakukan aksi udik untuk membuat pa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak Nicole!" Yuta melambaikan tangan dengan senyum sejuta dolar. Richi dan Riki langsung menyembur ke stan permainan, sedangkan Om Ateng nampaknya menjadi pengawal malam ini. Yuta kemudian berlari menuju Nicole, dan ada sedikit guratan khawatir dari wajah Om Ateng melihatnya yang aktif.
Yuta melompat dan memeluk Nicole, membuat gadis itu kewalahan. Nicole kemudian meminta Om Ateng untuk mengawasi si kembar saja. Biar Yuta dia yang menjaga
Mendengar itu, Yuta mengangkat dagu pongah dan mengusir Om Ateng darinya. Setelahnya, dia menggelayuti Nicole seperti anak monyet.
"Yuta, jangan terlalu bertingkah, nanti kecapekan." Nicole melepaskan dekapan anak itu, kemudian menggenggam tangannya.
Yuta bersungut-sungut. "Iya, iya."
"Sekarang kamu ingin ke mana?" tanya Nicole seraya menggiringnya ke stan mainan.
Yuta melirik sekitar dengan tatapan takjub, kemudian menunjuk ke wahana. "Ke kora-kora!"
"Tidak ada kora-kora." Baru saja Nicole hendak mengajaknya pergi, Juno langsung menginterupsi. Laki-laki itu kemudian merebut Yuta dari Nicole. "Terlalu bahaya," katanya mematahkan arang Yuta.
"Cuma duduk doang, kok," kilah Nicole.
Namun Juno menggeleng tegas. "Tidak boleh."
"Kak Juno, sana ih. Aku kan sama Kak Nicole mau berduaan." Yuta melepaskan cekalan tangan kakaknya, tapi Juno justru mengeraskan cengkraman.
Nicole mengulum senyum melihat tingkah mereka yang justru nampak manis.
"Berduaan dengan Kakak saja." Juno masih dengan sikap overprotektifnya.
Yuta menggeleng enggan. "Nggak mau. Kami lagi kencan."
"Kencan?"
"Kencan?"
Baik Juno maupun Nicole sama-sama mengernyit bingung. Namun, Yuta mengangguk dengan polosnya, tanpa sedikit keraguan. "Kan, aku mau belajar ngerasain kayak anak normal."
Pandangan Juno seketika terhunus tajam pada Nicole. Matanya melotot, siap menelan Nicole kapan saja. "Nic, lo yang ngajarin adek gue kayak gini?"
Nicole tak dapat membenarkan dan menyalahkan. Dia menelan ludah dan langsung memutar otak, mencari celah kabur dari situasi ini. "Miranda!" Ia menjentikkan jari. "Iya, gue harus ketemu Miranda." Nicole berbalik arah dan pergi.
"Kak Nicole, ikut," teriak Yuta yang terdengar seperti rengekan.
Hal itu membuat Nicole berat untuk meninggalkannya. Alhasil dia berbalik dan kembali pada anak itu. "Jun, ayolah, biarin Yuta maen."
Melihat tatapan memohon adiknya, Juno menghela napas panjang. "Tapi gue di samping kalian."
Yuta berdecak jengkel, tapi tak punya pilihan. Alhasil, mereka bertiga jalan beriringan dengan konyolnya. Belum lagi Juno yang bawel dan serba tidak boleh. Kebanyakan permainan hanya dilalui Yuta dengan menontoni saja.