"Yuta!"
Yuta dan Nicole sama-sama menelan ludah, tahu jika ini bukan situasi baik.
"Ngapain kamu di luar?" Juno berkacak pinggang mengadili keduanya. Napasnya terengah-engah dan dia melotot lebar. "Pulang!"
"Tapi—"
"Pulang!" Teriakan Juno langsung membuat adiknya berdiri otomatis.
"Jun, kami hanya berjalan di sekitaran komplek." Nicole turut berdiri dengan suara yang pelan. Namun Juno memotong tatapannya, sinis, dan menggeram.
"Jangan dekati adik gue lagi," ucapnya dingin, langsung membekukan Nicole di tempat.
"Apa?" Nampaknya tak hanya Nicole yang tak terima, Yuta juga protes.
"Gue ngizinin lo maen ke rumah, bukan bawa-bawa Yuta ke luar."
"Astaga, lo marah karena Yuta keluar rumah? Jun, dia itu perlu ngeliat seperti apa orang-orang di luar sana, bukan cuma ngeliat keluarganya doang."
"Maksud lo ngeliat orang-orang licik kayak lo, yang selalu bermain belakang?" cecar Juno tajam.
Yuta nampak menggigit bibir, tak suka akan situasi ini.
"Bermain belakang?"
"Yeah, sejak awal gue udah curiga tentang lo dan Genta. Keputusannya untuk mutusin lo adalah hal yang tepat."
Nicole mundur selangkah dan melirik sekitar. Matanya berlarian ke segala arah, tak mengerti maksudnya. "Maksud lo gara-gara gue nuker surat itu di loker Genta? Jun, Genta bahkan berterima kasih."
"Kak, Neng Kol orangnya baik." Yuta sudah meringis takut.
"Orang baik? Kau itu nggak tahu apa-apa, Dek. Dia ini baru saja mempropaganda ujaran kebencian di akun gossip sekolah. Dia bukan orang baik."
"Itu bukan Ne—"
"Maaf, gue kebablasan." Nicole buru-buru memotong Yuta. "Gue masih belum terima dia sama Mitya. Tapi pliss, Jun, gue nggak sekotor yang lo kira. Gue cuma ...."
"Terus kenapa lo dulu nyebarin rumor tentang keluarganya Sesil?"
Nicole terlonjak. Yuta bahkan terperanjat dan menatap kakaknya tak percaya. Sementara Juno, yang mendelik tajam, tak membiarkan Nicole sedikitpun beralasan untuk membela diri.
Nicole adalah masalah. Sejak dulu Nicole adalah masalah.
Nicole yang tak lain merupakan tergugat dalam situasi ini, hanya bisa menekan-nekan jari dengan ekor mata yang berlari ke segala arah. Pikirannya kalut sekadar untuk mencari celah menyingkir dari pembicaraan ini.
"Ayo jawab! Lo delapan tahun nungguin Genta dan gue delapan tahun nungguin lo untuk tahu kebenarannya."
Gadis itu menghela napas gusar dan matanya sudah berkaca-kaca. "Jun kita bicara berdua aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nicole Sullivan is A Weirdo [TAMAT]
Ficção AdolescenteSatu SMA dibuat heboh ketika cewek tak dikenal, bernama Nicole, tiba-tiba menyatakan cinta pada cowok populer di sekolah. Mengherankannya, dia diterima. Semenjak itu, Nicole kerap menjadi buah bibir karena sering melakukan aksi udik untuk membuat pa...