"Kamu siapa?"
Nicole terlonjak dan berbalik dengan degup jantung yang berkejaran. "Maaf." Dia memegang dadanya yang terasa linu. Pandangannya menangkap seorang laki-laki yang duduk dan terlihat baru bangun dari tidurnya. Laki-laki itu mendelik curiga.
Nicole meminta maaf sekali lagi dan balas menatap intens. Perawakannya hampir sama seperti Juno. Hanya saja, matanya lebih sipit meski hidung sama mancungnya. Bibirnya tipis dan rambutnya lebih hitam dari Juno. Dilihat dari posisi duduknya, dapat Nicole pastikan jika perawakannya cukup tinggi meski ia yakin kalau laki-laki itu lebih muda darinya.
Di samping itu, tubuhnya terlihat benar-benar kurus dan ringkih, sangat tidak proporsional dengan tinggi badannya.
"Hai." Nicole menyapanya dan berjalan mendekat. "Aku dipinta Richi mencari sesuatu."
"Mencari sesuatu di kamarku?"
Nicole tak dapat mengalihkan pandangan intensanya. "Iya."
Laki-laki itu melirik sekeliling ragu-ragu. Ia tahu suara Nicole terdengar ramah, tapi tatapan lebarnya membuat laki-laki itu menarik selimut.
Nicole tersenyum hangat. "Kamu Yuta, bukan?"
Laki-laki yang dipanggil Yuta itu, mengendurkan cengkramannya dengan dahi mengernyit. "Kamu tahu namaku?"
Nicole mengangguk pelan sekaligus mengedikan bahu. Pandangannya menunduk sesaat seraya menyibak rambut. "Ak-aku. Aku temannya Juno." Nicole menarik napas dan menekan-nekan jarinya satu sama lain.
Yuta melebarkan mata melihat tangan canggung Nicole. "Kamu ... Neng Kol?"
"Kamu inget?"
"Ya Tuhan!" Laki-laki itu menyibak selimutnya dan berusaha bangkit dari ranjang dengan tertatih-tatih. "Ke mana saja Kakak selama ini? Kakak tiba-tiba hilang dari Hyacinth, semua orang mencari Kakak."
Senyum Nicole tiba-tiba merenggang. "Benarkah?" Ia tak yakin dengan semua orang mencarinya karena keberadaannya yang cenderung transparan selama ini.
"Iya!" Yuta tersenyum lebar.
Melihat laki-laki itu berada di posisi berdirinya, membuat Nicole harus sedikit mendongak untuk menatap wajahnya. Dari siluet itu pula tubuh kurusnya semakin terekspos. "Kakak di mana selama ini?" Yuta berjalan, membuka laci meja belajarnya dan mencari sesuatu.
"Ayahku bangkrut dan kami pindah dari Hyacinth lima tahunan yang lalu."
Jawaban Nicole membuat Yuta terhenti. "Ayah Kakak kenapa?"
"Dipenjara." Nicole menggeleng dan menepuk bahu Yuta pelan. "Lagi pula itu tidak penting." Ia kembali memasang wajah ceria dan pura-pura memperhatikan apa yang Yuta lakukan saat ini.
"Ini." Yuta memberikan stiker lama dengan warna pudar dan menguning. Stiker Pink Hana yang beberapa bagiannya sudah terkelupas.
Nicole tersenyum meliriknya, heran. Dulunya ini stiker hadiah lotre di warung angkringan luar Hyacinth. Nicole berkali-kali membeli lotrenya, tapi tak pernah dapat stiker ini. Dia malah sering dapat jepitan rambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nicole Sullivan is A Weirdo [TAMAT]
Novela JuvenilSatu SMA dibuat heboh ketika cewek tak dikenal, bernama Nicole, tiba-tiba menyatakan cinta pada cowok populer di sekolah. Mengherankannya, dia diterima. Semenjak itu, Nicole kerap menjadi buah bibir karena sering melakukan aksi udik untuk membuat pa...