Satu SMA dibuat heboh ketika cewek tak dikenal, bernama Nicole, tiba-tiba menyatakan cinta pada cowok populer di sekolah. Mengherankannya, dia diterima.
Semenjak itu, Nicole kerap menjadi buah bibir karena sering melakukan aksi udik untuk membuat pa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam keheningan, Genta memberikan sedikit ruang pada Mitya untuk merenung sejenak. Sebenarnya cukup lama. Gadis itu melamun kosong entah memikirkan apa, yang pasti ada Juno di dalamnya. Mitya menegakan tubuh tiba-tiba dan mengusap wajah pelan.
Genta bereaksi setelahnya. "Sudah merasa baikan?"
"So-sorry." Mitya terkekeh akan kebodohannya sendiri. "Gue jadi terlihat tolol di depan lo."
"Hei, no need to sorry. Its okay," ucap Genta pelan, selembut angin malam di perumahan asri seperti Roman Avenue ini.
"Gue ... gak tahu harus ngehubungin siapa. Cuma lo temen gue."
Genta tersenyum dan menepuk-nepuk kepala Mitya pelan. Mitya memejamkan mata merasakan betapa hangatnya sentuhan itu.
"Lo mau cerita?"
Mitya menggeleng pelan menatap satu dua orang lalang dari minimarket dalam perumahan. "Katanya dia suka cewek lain."
Genta menghela napas dapat menduganya. "Haaa, tentang si cewek itu."
"Lo kenal?"
"Nggak. Gue lupa sama anak-anak di Hyacinth, tapi dulu dia suka sama salah satunya."
Berarti benar apa yang dikatakan Nicole sebelumnya. Aneh rasanya Nicole bahkan lebih tahu tentang Juno dibandingkan dengan Genta sendiri. "Thank you banget ya, Gen, udah mau ke sini."
"Sama-sam—" Genta mendelik tatkala Mitya tiba-tiba menjatuhkan kepalanya di bahu laki-laki itu. Genta memalingkan wajahnya yang merona. Laki-laki itu tak menyangka akan apa yang Mitya lakukan, tapi inilah momen yang selama ini ia tunggu setelah selalu dikejar oleh bayang-bayang Juno.
"Gen," panggil Mitya, "Maaf selama ini gue kasar. Maaf selama ini gue selalu nolak lo. Sekarang terasa banget gimana ditolak oleh orang yang lo sayang."
Genta mengatupkan bibir mendengar hal itu. Ia menelan ludah mengingat seberapa menyakitkan penolakan-penolakan yang selama ini Mitya berikan padanya. Anehnya, Genta tak pernah lelah mengejar.
Di sore hari beberapa jam sebelumnya, Nicole sudah menekatkan diri mengunjungi Hyacinth dan duduk di taman dekat perumahan keluarga Takeshita. Dahi gadis itu berkerut sempurna harap-harap cemas ketika mendapati mobil Juno yang hanya diisi oleh laki-laki itu.
Meski sudah dapat menebaknya, Nicole tetap khawatir akan penolakan yang Juno lakukan.
"Jun!" Hadang Nicole sebelum mobil Juno memasuki gerbang yang sudah dibuka Om Ateng. Tanpa menunggu isyarat, satpam itu hengkang memberikan ruang pada keduanya untuk bicara.
Juno turun dari mobil dan bersandar di pintu mobilnya. Nicole melirik ke dalam mobil sekadar memastikan sekali lagi. "Mitya mana?"
"Tahu dari maan gue pergi sama Mitya?"
"Semua orang tahu."
Juno tersenyum miring melihat raut cemas Nicole yang membingungkan. Kadang gadis itu terlihat cemas, beberapa kali terlihat gusar, tapi juga ia sering menunjukan ekspresi mendominasi, percaya diri, dan tak terkalahkan yang dapat membuat Juno bingung menentukan sifat Nicole yang sebenarnya.