Sembilan : Surat di Loker

76 12 7
                                    

Pernahkah mendengar omongan yang mengatakan jika tidak ada kabar berarti keadaan baik-baik saja sementara ada kabar berarti sebaliknya? Seperti mendengar kabar dari deteksi sinyal suatu kapal atau pesawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernahkah mendengar omongan yang mengatakan jika tidak ada kabar berarti keadaan baik-baik saja sementara ada kabar berarti sebaliknya? Seperti mendengar kabar dari deteksi sinyal suatu kapal atau pesawat.

Ada kabar berarti tidak baik-baik saja.

Nicole terpaku di depan lantai rumahnya kala ia membuka pintu. Matanya mengerjap melihat surat panjang yang tergeletak di sana. Entah diselipkan orang dari bawah pintu atau Ibu yang sengaja menjatuhkannya. Nicole tak tahu. Namun yang pasti, hanya dengan melihat surat itu dapat membuatnya paham maksud dari segala isi di dalamnya.

Seperti surat lima tahun yang lalu, surat hari ini pasti datang meski tak dapat ditebak kapan sampainya. Nicole memungutnya ragu. Membawanya menuju meja makan dan membukanya dengan hati-hati.

Ia membaca setiap klausa dari pihak kepolisian yang tertuang dalam surat resmi itu. Matanya terhenti di satu titik dan ia tak bergerak dalam waktu yang lama. Nicole menarik napas sejenak, berusaha menyadarkan kembali detak jantungnya jika ia masih bisa bernapas. Gadis itu kemudian meletakkan kertasnya dan bersandar di bibir meja. Tangannya memegang dada dan ia mulai menarik napas terengah-engah.

"Ada apa?"

Gadis itu menoleh dan mendapati ibunya yang ada di belakangnya. Tangannya mengepal kecil dan ia menggeleng. "Ibu sudah lihat surat?"

"Iya," jawab ibunya seraya menarik kursi dan duduk. Ia mengambil remot dan menyalakan televisi setelahnya.

Nicole menggigit bibir dan coba meyakinkan diri. "Tanggal untuk Ayah ... sudah ditetapin."

"Terus?" Ibunya bahkan tak membagi pandangannya pada Nicole.

"Bukankah ada baiknya kita menengok?"

Ibunya tak menjawab. Ia hanya fokus pada layar televisi yang tengah menayangkan acara TV show lomba ukir Jepang. Meskipun begitu, Nicole tahu betul jika pandangan ibunya saat ini kosong.

Nicole mundur beberapa langkah dan pergi menuju kamarnya. Lagipula apa pentingnya mengunjungi ayahnya? Ayahnya hanyalah pembohong yang menipu kehidupan Nicole dan ibunya. Orang yang membangun iming-iming tentang kebahagiaan di Hyacinth.

Nyatanya di sinilah tempat mereka yang sebenarnya. Perumahan di utara kota yang hampir menyerupai desa menyedihkan.

Dalam kamarnya, Nicole melirik stiker Pink Hana yang menempel di sudut meja belajarnya. Gadis itu mendekat sesaat dan mengelus stiker kasar itu dengan jari, sebelum kemudian melepas dan membuangnya ke tempat sampah.

Nicole kemudian merebahkan diri di atas ranjang, membuka ponsel. Ia memeriksa akun Chit-Chat dan mendapati video yang menampilkan salah satu sudut luar sekolah, tapi diiringi dengan suara sayup seseorang yang menadakan lirik lagu Avril dengan sedikit gemetar.

Sekarang cewek Toa sudah berkamuflase menjadi popstar! Siapa di sini yang menjadi Little Blackstars dadakan?!

Nicole menghela napas membaca captionnya. Ia mencari akun Genta di salah satu komentar tapi tak menemukan reaksi apa pun dari pacarnya. Nicole berdecak, memiringkan tubuh dan memejamkan mata sesaat.

Nicole Sullivan is A Weirdo [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang