Ketika mendatangi sekolah dengan penuh kebimbangan, Nicole langsung disambut oleh ketiga temannya yang sudah menunggu, harap-harap cemas. Mereka langsung mengerumuni Nicole tatkala gadis itu muncul di hadapan mereka.
"Lo gak papa?" cecar Ona langsung.
"Gue udah susunin beberapa rencana buat lo, Nic." Bonny ikut menyeletuk.
"Gue juga udah persiapin beberapa hal yang—"
Nicole mengangkat tangan setinggi dada, memotong ucapan Miranda sekaligus meminta ketiga temannya berhenti. Benar saja, ketiganya diam bak anak anjing.
Sejenak, Nicole mengembuskan napas dan menatap ketiganya dengan senyum yang kecut. "Kali ini gue bakal ngatasinnya sendiri."
Ketiga temannya nampak tak percaya dan tetap menawarkan diri untuk membantu. Namun, keputusan Nicole sudah bulat dan mereka hanya bisa menyemangati setelahnya tanpa ikut campur lebih jauh.
Pikiran Nicole kalut, ia bahkan tak dapat berkonsentrasi akan materi kelas dan penjabaran guru tentang UTS yang sudah hitungan minggu. Otaknya berkeliling memikirkan berbagai cara yang pastinya tidak merugikan dirinya.
Ada dua cara kemungkinan Mitya tidak akan kembali pada Genta. Yang pertama, Juno menerima perasaan gadis songong itu atau yang kedua, Mitya tidak jadi menembak Juno. Seratus persen Juno tak mungkin menerima perasaan Mitya. Memaksanya pun sama saja seperti memaksa tembok, Nicole hanya seperti bicara sendirian. Belum lagi Juno akhir-akhir ini agak sensitif gara-gara Nicole berinteraksi dengan adiknya dan juga memberi perlakuan berbeda pada sahabatnya.
Untuk itu, satu-satunya cara adalah menghentikan Mitya. Dalam salah satu rencana Bonny, pasti ada tindakan untuk mengurung Mitya seharian dan melakukan aksi nekat seperti perundungan lagi. Itu rasanya percuma. Mitya tak akan jera.
Nicole tak tahu apa-apa dan dia buntu ide.
Alhasil, ketika pulang sekolah, Nicole sekonyong-konyong mendatangi Mitya tanpa tahu harus berbuat apa.
Terlihat di tangga gedung menuju area parkir, Mitya tengah bersiap-siap memeriksa kelengkapan barangnya di ransel. Tanpa izin, Nicole langsung menarik tangan Mitya kembali naik ke lantai dua gedung utama.
"Apaan sih?" Mitya berdecak dan melepaskan paksa cengkraman tangan Nicole. "Kalo mau ngomong yang baik-bak dong."
"Sebenernya ada apa di otak lo yang serba berilmu itu?" terkam Nicole tanpa berbasa-basi. Mitya mengernyit tak mengerti dengan tingkah gadis itu. "Nembak Juno di DBL?"
Mitya melotot seketika. "Lo tahu dari mana? Kurcaci-kurcaci lo?"
Nicole terkekeh sinis dan memalingkan wajah sekilas. "Pake logika woi, lo pikir dia mau nerima lo?"
Kini Mitya yang balas tertawa lirih. "Mudah banget lo nge-judge gue bakal ditolak. Ini ...," Mitya menunjukan tiket DBL-nya, "Kali pertama Juno mau pergi sama gue. Ini kesempatan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nicole Sullivan is A Weirdo [TAMAT]
Ficção AdolescenteSatu SMA dibuat heboh ketika cewek tak dikenal, bernama Nicole, tiba-tiba menyatakan cinta pada cowok populer di sekolah. Mengherankannya, dia diterima. Semenjak itu, Nicole kerap menjadi buah bibir karena sering melakukan aksi udik untuk membuat pa...