2. Sopan
"Ayo ke kantin," ajak Alice kepada Syaila.
Syaila yang sedang membaca buku pun mendongak. "Nggak, Lice. Gue mau baca sejarah--"
"Nggak ada nggak-nggak. Lo itu hampir tiap detik belajar terus, Sya. Apa pernah lo ke kantin bareng gue, Rea sama Syafi? Nggak, kan?" Alice bersidekap. "Kita itu temen nggak, sih?"
"Ya ... temen," jawab Syaila.
"Kalo temen, ayo ikut ke kantin. Rea sama Syafi udah nunggu di sana," kata Alice.
"Nggak jadi temen, deh," ralat Syaila.
Alice melotot. "Anjir??" Ia pun menarik paksa tangan Syaila. "Ayo ke kantin atau gue buang lo ke laut china selatan?!"
"Lice, Ya Tuhan, lo itu maksa amat, sih?!" Syaila yang ditarik Alice keluar kelas pun mendadak kesal.
"Ya kalo nggak dipaksa, lo pasti bakal pacaran mulu sama buku!" balas Alice agak sewot.
"Yang pacaran sama buku siapa? Gue cuma baca."
"Ya hampir tiap detik lo selalu baca buku, Sya!" Alice tetap menarik Syaila untuk diajak ke kantin.
"Buku adalah jendela dunia, Lice." Syaila memberitahu. "Buku bisa bikin kita ngelihat dunia tanpa ngelakuin perjalanan. Tapi, cuma dengan baca halaman aja kita bisa lihat dunia."
"Iya, Sya, iya. Ayo makan, biar lo nggak mati."
Syaila dan Alice memasuki kantin. Terlihat Rea melambaikan tangan membuat Alice langsung menarik Syaila menuju temannya itu.
"Udah aku pesenin nasi goreng empat porsi. Syaila pasti lapar, kan? Makanya aku pesenin nasi semua, biar adil. Kan yang laper nggak cuma Syaila aja," cerocos Syafi sembari menunjuk nasi goreng yang ada di meja.
"Minumnya es teh," kata Rea. "Khusus Alice, teh tawar."
"Kok gituu??" Alice melotot.
"Lo bilang kalo lo udah manis, kan?" Rea mengendikkan bahu. "Lo bawa, kaca? Nah, minum tehnya sambil ngaca, siapa tau tehnya berubah jadi manis."
Syaila terkikik.
"Rea, sialan!" Alice mengumpat lalu duduk.
"Bercanda, Lice. Teh lo normal, kok. Nggak kayak lo," kata Rea.
"Orang nggak normal kok dipesenin teh normal, sih?" celetuk Syaila membuat Alice mengelus dada.
"Orang sabar disayang Jeff," kata Alice lalu makan.
Alice tau, sifat Syaila memang seperti itu. Jujur, mengajak Syaila berteman ternyata cukup sulit. Ia harus terbiasa dengan ucapan pedas Syaila dan semacamnya. Tapi untungnya, Syaila sekarang lebih sedikit terbuka kepadanya atau kepada Rea dan Syafi. Alice jadi lega sekaligus bangga karena bisa menaklukan Syaila.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVOUR THE DEAL
Teen FictionNagara series 2 Tidak ada kata cewek dalam kamus kehidupan seorang Bratasena Bayu Nagara, kecuali bundanya. Bayu sangat menyayangi sang bunda. Siapa pawang Bayu saat cowok itu sedang emosi atau keras kepala? Jawabannya adalah bunda. Sampai akhirny...