tujuh belas

37 6 0
                                    

"Mba pake dulu dressnya, nanti baru saya tata rambutnya."

Syaila bergegas untuk memakai dress warna abu yang kala itu dikasih oleh Bayu.

"Halo, Kak Syaila!"

Syaila yang baru selesai memakai dress pun menoleh.

"Eh, hai."

"Kenal aku, nggak?"

"Nggak," jawab Syaila jujur.

Cewek yang menyapa Syaila pun tertawa. "Aku Aretta, adiknya Bintang."

Syaila mengerutkan kening. "Naka?"

"Bukan Nakaa. Tapi Bintang," kata Aretta.

"Naka sama Bintang itu beda orang, ya?"

"Jelas beda!" sahut sosok cewek lain yang duduk di kursi rias. "Kalo aku Lesya, adiknya Rangga."

"Rangga siapa lagi??" Syaila kebingungan. Ia nyaris meraup wajahnya, namun teringat saat ia sudah memakai make-up.

"Kak Bayu, kak Naka, kak Bintang sama kak Rangga itu sepupuan gitu, Kak," kata Aretta menjelaskan. "Nah, yang cewek ya cuma kita berdua."

Syaila mangut-mangut. "Kamu adiknya Bintang?" Aretta mengangguk. Ia menatap Lesya. "Terus kamu adiknya Rangga?" Lesya mengacungkan jempol. "Terus Naka?"

"Anak tunggal, Kak," jawab Aretta. "Papah Pandu udah nggak bisa punya anak lagi."

"O-oh gitu." Syaila tersenyum canggung.

"Kakak cantik banget, sihhh." Aretta menatap kagum ke arah Syaila.

"Makasih, Retta," kata Syaila. "Kakak ke sana dulu, ya?"

"Iya, Kak. Nanti keluar barengan, ya!" seru Lesya.

Syaila hanya tersenyum saja. Ia melangkah ke arah tempat duduknya.

"Mba rambutnya kok cakep banget, ya? Rahasianya apa?" MUA bertanya kepada Syaila.

"Keramas setiap hari, Kak," jawab Syaila.

"Ck ck ck." MUA itu berdecak kagum saat melihat wajah Syaila di kaca. "Kamu nggak mau jadi model? Lumayan loh buat nambah uang jajan."

"Model?" beo Syaila. "Model apa, Kak?"

"Ya intinya pemotretan," jawab MUA itu. "Banyak loh sekarang anak SMA yang ikut pemotretan gitu, biar dapat uang."

"Biasanya itu mamerin produk apa, Kak?"

MUA itu berpikir. "Kalo ada yang bodynya bagus, biasanya disuruh mamerin pakaian modis dan mungkin ada juga celana dalam dan bra."

Syaila membulatkan mata.

"Tapi jangan salah, bayaran yang memarin celana dalam atau bra itu yang paling mahal!" kata MUA.

Syaila terkekeh dalam hati. Jual diri, ya?

"Tapi biasanya kalo buat celana dalam sama bra itu yang udah senior. Kalo yang masih junior-junior biasanya mamerin tas, kaca mata atau aksesoris lainnya."

Syaila mangut-mangut.

"Kamu saya pakein bandana abu, ya?"

"Boleh."

"Duhh, pas banget!" MUA itu berseru saat selesai memakaikan bandana ke kepala Syaila. "Muka kamu itu sebenernya judes gitu. Tapi ya agak kalem sih. Cocok kalo pake bandana kain."

Syaila tersenyum. "Makasih, Kak."





****




"Heh, hehhh, Bayu ke sini bawa pacarnya lohh," kata Naka mulai usil.

DEVOUR THE DEAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang