7. Tidak pekanya Bayu
"Syaila!"
Bayu sengaja menunggu Syaila untuk keluar dari kelas. Sekolah sudah sepi. Hanya ada beberapa siswa yang baru akan pulang. Siswa-siswa itu dikategorikan seperti Syaila, ambisius dalam belajar.
Syaila yang baru keluar kelas pun menoleh.
Bayu mendekat lalu menyodorkan tottebag kepada Syaila.
"Apa?" Syaila kebingungan.
"Ini." Bayu menggerakkan tottebagnya. "Buat kamu."
"Loh?" Syaila tersenyum canggung. "Nggak usah, deh, Bay. Makasih. Semalem juga lo udah belanjain adik-adik gue."
"Ini bukan dari saya." Syaila meringis malu. "Tapi dari Bunda."
Mata Syaila melebar. "B-bunda lo?" Bayu mengangguk. "Kenapa Bunda lo ngasih ini ke gue?"
"Karena kamu pacar saya."
"Kita cuma pura-pura. Nggak usah berharap banyak," ketus Syaila.
Bayu menggaruk tengkuknya. "Maksud saya, karena kamu pacar pura-pura saya."
Syaila dengan ragu menerima tottebag itu. "Makasih, ya."
Bayu tersenyum. "Sama-sama."
"Ayo pulang sama saya," kata Bayu. "Mau, nggak?"
Syaila melebarkan mata. "Gue naik angkot aja," tolaknya.
Bayu mengerjab. "Kenapa? Apa karena saya pakai motor? Kamu nggak dibolehin naik motor? Kalo gitu, biar saya suruh pengawal saya bawain mobil ke sekolah."
Bayu mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ia pun terkejut saat Syaila memegang tangannya. Ia menatap gadis itu.
"A-apa?" Syaila mendadak gugup. "Gue udah bilang, gue nggak mau pulang sama lo. Dan perlu lo tau, gue bisa naik motor. Tapi, gue emang nggak mau nyusahin lo aja. Dah sana lo pergi."
"Saya pesenin taksi aja, ya?"
Syaila menahan umpatannya. Ia tersenyum manis ke arah Bayu. "Nggak usah. Dah sana lo pulang."
"Bahaya tau naik angkot. Saya pernah baca berita kalo seorang gadis dilecehin--"
"Pergi lo!" Syaila kembang kempis. "Gue nggak mau! Gue mau naik angkot aja!"
Bayu menaikkan satu alisnya. "Kamu sehat, kan? Kamu aneh. Dikasih tau kok malah nyolot, sih?"
"Lo itu nyebelin!" kesal Syaila. "Dibilang gue nggak mau, ya nggal mau! Kok lo maksa?!"
"Yang maksa siapa? Saya nggak maksa." Bayu membela diri.
"Nah itu apa?! Kenapa nyuruh gue naik taksi segala?!"
"Naik angkot itu bahaya. Kan saya udah bilang kalo saya pernah baca cerita seorang perempuan yang dilecehin tiga pria di dalam angkot. Perempuan itu mening--"
"Stop! Stop!" Dada Syaila naik turun. ''Pesenin gue taksi!"
Bayu tertawa. Ia mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi pengawalnya agar menyamar menjadi pengemudi dengan membawa mobil taksi.
"5 menit lagi sampai. Ayo saya anter ke depan," kata Bayu sembari menatap Syaila lekat-lekat.
Syaila memberenggut. Ia berjalan berdampingan dengan Bayu. Ia mendelik kecil saat Bayu seperti memberi jarak. Buktinya, saat Syaila mencoba mendekati Bayu dengan cara menempelkan lengan mereka, Bayu buru-buru memberi jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVOUR THE DEAL
Teen FictionNagara series 2 Tidak ada kata cewek dalam kamus kehidupan seorang Bratasena Bayu Nagara, kecuali bundanya. Bayu sangat menyayangi sang bunda. Siapa pawang Bayu saat cowok itu sedang emosi atau keras kepala? Jawabannya adalah bunda. Sampai akhirny...