delapan belas

38 6 0
                                    

Raka yang menyimak pun mendadak menahan tawanya. Bayu benar-benar mirip seperti dirinya.

"Ooww." Marisa mengangguk gemas. "Okey nanti Mamah bilangin Naka."

"Makasih, Mamah." Bayu tersenyum manis.

"Aaa!" Marisa memalingkan wajah, menahan gemas membuat Pandu mengelus dada saat melihat tingkah istrinya.

"Klop," kata Riko kepada Pandu. "Yang sabar ya, Pak Pandu."

"Kurang sabar apa gue, Ko?" Pandu mendadak lelah. "Anak gue kalo udah sama mamahnya, beuhh, bucin banget, bege. Kesel gue."

"Apa nih kesel-kesel??" Naka tau-tau datang dan berdiri di samping Pandu membuat Pandu menoyor kepala putra semata wayangnya itu.

"Tuh, Abin!" Arsa mulai mendumel kepada putra sulungnya. "Bayu udah punya pacar! Kamu kapan punya??"

Bintang mendelik membuat Rangga meringis.

"Mamah, Bintang kan mau sekolah dulu. Kuliah dulu sampe S3. Baru--"

"Baru nyari pacar? Gitu maksud kamu??" Lagi-lagi Bintang mendelik saat pemikirannya sudah tertebak oleh Arsa.

Kayla tertawa. "Jodohin aja, Sa," usulnya membuat Bintang melotot.

"Bunda!" seru Bintang merasa kesal.

"Makanya cari pacar, Bin. Biar hidup kamu itu nggak monoton, gitu," kata Bayu.

"Iya, yang udah punya pawang!" seru Bintang.

Bayu tertawa. Ia merangkul bahu Syaila membuat Syaila menegang. Namun, sedetik setelahnya, ia tersenyum dan mengelus-elus tangan Bayu yang merangkulnya membuat jantung Bayu berdegup kencang.

"Halah! Lo berdua kalo mau bucin jangan di sini! Eneg gue!" Naka berseru lalu mengajak Bintang dan Rangga untuk pergi menemui Abinanyu.

Lagi-lagi Bayu tertawa.

"Anak lo kalo kayak gini ngeri juga, Ka," kata Arka kepada Raka.

Raka mengangguk. "Udah biarin aja." Pria itu tersenyum miring. Sempat mendecih dalam hati saat Bayu pandai berpura-pura.

Ah, tidak. Tak lama lagi, mungkin, Bayu akan jatuh ke jurang yang sama sekali tak diinginkan oleh putranya itu.



Syaila berdiri canggung di tempatnya sampai ia tidak sadar telah memeluk lengan Bayu.

Bayu menunduk. "Kenapa?" tanyanya dengan suara berat.

Syaila tersentak lalu menggeleng. "Enggak apa-apa."







Acara tunangan pun dimulai. Bayu segera mengajak Syaila untuk berdiri di sebelah ayah dan bundanya, di barisan paling depan.




"Wei anjir! Itu Bayu tuh sama Syaila!" Haekal pun lantas berseru saat melihat Bayu dan Syaila yang sudah kumpul dengan keluarga Nagara yang lain.

"Lah, iya! Cocok, ya? Andai mereka nggak pacaran pura-pura!" kata Reo yang diangguki Jeka.





"Pacaran pura-pura?"

Seno pun mengerjab kebingungan. "Mereka nggak pacaran beneran?"

Haekal mendelik. "Kuping lo udah nggak berfungsi, ya? Reo bilangnya itu 'andai mereka nggak pura-pura cool' gitu."

Seno menyipitkan mata. "Iya, kah?"

"Iya!" Reo menatap tajam Seno. "Nguping aja lo! Lo siapa, sih?!"

Seno tersenyum lebar. "Gue Seno. Gue suka sama Syaila."

DEVOUR THE DEAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang