"Waduh! Lo pasti berbunga-bunga, kan, karena serumah sama Syaila?" goda Haekal kepada Bayu yang duduk di sofa hadapannya.
"Ya, menurut kamu aja." Bayu tersenyum hingga lesung pipinya tercetak.
"Aww!! Gilaa!!" Reo memekik heboh. "Nggak nyangka gue kalo lo beneran kemakan omongan sendiri!"
"Bener, tuh!" Haekal menambahi. "Padahal dulu lo sama Syaila udah sepakat, kan, ya? Gimana? Kesepakatannya masih berlaku, nggak?"
"Nggak tau," jawab Bayu. "Terserah Syaila aja."
"Duh! Dah sana lo nikahin itu Syaila! Terus tinggal berlima di rumah ini, deh!" seru Haekal sembari mengedarkan pandangan ke arah ruang tamu rumah yang akan ditempati Syaila.
"Bisa digorok Bunda kalo saya nikahin Syaila sekarang, Kal. Mau saya kasih makan apa Syaila nanti," kata Bayu kepada Haekal.
Reo tertawa. "Muka lo merah, Bay."
Bayu berdecak lalu memalingkan wajah membuat Haekal tertawa terpingkal-pingkal.
"Kalian itu!" Jeka memelototi Haekal dan Reo.
"Lo tidur sini?" tanya Jeff kepada Bayu.
Bayu menggeleng. "Nggak dibolehin Bunda."
"Ya jelas nggak dibolehin, Bay! Entar kalo lo khilaf gimana??" Reo berseru kesal.
"Kan pisah kamar," jawab Bayu.
"Tetep aja. Ngelawan nafsu itu susah, Bro. Apalagi kalo yang bikin lo nafsu itu udah ada di depan mata," kata Haekal kepada Bayu. "Cari aman aja, deh. Daripada Alga punya adik baru, kan?"
"Bener," cetus Jeka.
"Ya, nanti saya pulang. Ini masih jam tujuh malam," jawab Bayu.
"Kalo gitu gue mau pulang duluan." Reo berdiri, diikuti oleh Haekal.
"Karena gue nebeng Reo, gue juga pamit, deh," kata Haekal.
"Gue juga. Mau jalan sama Alice," kata Jeff membuat Reo, Haekal dan Jeka bersorak.
"Aduhhh!! Udah sampe mana, nihh??" goda Haekal.
"Udah sampe pluto, deh. Kita aja yang masih nongki di mars," celetuk Reo.
"Nggak," elak Jeff.
"Iya iya nggak!" ujar Haekal. "Ya udah, ayo pulang, Beb! Bebeb gue yang itu udah ada selingkuhan, sih!" Haekal melirik Jeff sembari mengapit lengan Reo.
"Hayukk, atuh," jawab Reo santai.
"Hm, seperti biasa," kata Jeka lalu berdiri dan diikuti oleh Jeff. "Gue sama Jeff juga pamit duluan, Bay. Baik-baik lo, jangan sampe khilaf."
Bayu mengangguk. Ia mengantar teman-temannya sampai di ambang pintu. Setelah teman-temannya pergi, ia pun kembali masuk ke dalam rumah dan berjalan ke arah dapur untuk mencari Syaila.
"Ngapain?" Syaila muncul dari arah belakang.
Bayu menoleh. "Dari mana?"
"Buang sampah," jawab Syaila apa adanya.
"Malam-malam gini?"
Syaila memutar bola mata. "Nggak usah parnoan. Gue udah biasa kayak gini kalo di rumah."
"Ini itu udah malam, Sya. Kamu itu cewek dan nggak wajar--"
Syaila membekap bibir Bayu menggunakan satu tangan. "Iya, iya, iya. Gue paham. Udah?"
Bayu mencebik. Ia menurunkan tangan Syaila lalu memandang tubuh gadis itu. "Pakaian kamu juga murahan. Kamu kekurangan baju, ya?"
Syaila melotot. "Ini itu model crop! Man bisa murahan?! Ini dibeliin bunda, tau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVOUR THE DEAL
Teen FictionNagara series 2 Tidak ada kata cewek dalam kamus kehidupan seorang Bratasena Bayu Nagara, kecuali bundanya. Bayu sangat menyayangi sang bunda. Siapa pawang Bayu saat cowok itu sedang emosi atau keras kepala? Jawabannya adalah bunda. Sampai akhirny...